Selamat siang warga Lombok dan sekitar nya Info Berita Lombok mengabarkan tentang Perjuangan Anak Melawan Kerasnya Hidup, Simak berita berikut ini.
MATARAM – Puluhan bahkan mungkin ratusan anak di Kota Mataram sejak kecil, sudah berjuang melawan kerasnya hidup. Di beberapa tempat, seperti persimpangan jalan, menjadi pemandangan lazim anak-anak belia, hilir mudik di antara deru bising kendaraan, menjual makanan ringan pada pengendara.
Kontras sekali dengan semangat pemerintah. Mengemas kota ini sebagai kota layak anak. Memang, mereka tidak meminta-minta. Tapi, pantas diwaspadai. Sebab, mereka kerap didapati berjualan di jam-jam sekolah.
“Pokoknya bagaimana caranya, agar anak-anak di hari itu, benar-benar bahagia dan gembira, ini tujuan kita,” kata Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Indra Bangsawan.
Acara HAN memang tidak boleh dibuat ekslusif, dikhususkan hanya untuk anak-anak kaya saja. Apalagi, ada semangat mengemas acara dibuat berbeda dari HAN sebelumnya.
Wali Kota juga telah berpesan kegiatan ini harus bisa membuat Mataram dikenang dan dirindukan. Jadi, bukan hanya sekedar acara seremony.
“Tadi makanya ide dari pak Dhani (tim dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), bagus sekali, (kita akan pertimbangkan) bagaimana agar anak-anak senang dan terkesan,” imbuhnya.
Tidak seperti peringatan HAN sebelum-sebelumnya. Kerap dinilai monoton dan menjemukan. Membahas hal-hal serius. Hingga membuat anak-anak, tanpa kesan dan hanya dapat lelah saat kembali ke daerah masing-masing.
Semangat yang perlu diapresiasi tentunya. Hanya saja, jangan sampai pemerintah lupa. Tak sedikit anak di Kota Mataram, pantas menikmati layanan serba gratis itu. Jangan sampai, anak tetangga bahagia, tetapi anak sendiri menangis menderita.
“Oh iya, kita ajak (anak-anak penjual asongan), nanti mereka bergembira, melalui dinas Sosial, kita minta pak lurah, untuk mengajak mereka memperingati harinya, ini kan hari anak-anak ini,” janji Indra.
Janji juga ditebar, penanggung jawab acara Sutrisno, berharap di gelaran HAN nanti tidak ada lagi anak-anak kecil, ada di jalan-jalan. “Supaya HAN semua anak bergembira, tidak ada anak-anak di jalan,” janji manis dari pria yang juga Kepala Badan Pemberdayaan, Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB).
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Nyayu Ernawati, mengatakan, kegiatan HAN meliputi dua agenda. Kongres Anak dan Forum Anak. Kongres digelar dari tanggal 19-22 Juli. Sementara, Forum Anak atau puncak acara digelar tanggal 23 Juli. Tema yang diusung pun cukup ‘berat’, yakni Saya Anak Sehat Anti Korupsi, akronim dari Sasak.
“Persoalan anak saat ini kompleks sekali. Tidak hanya menyangkut pendidikan yang belum maksimal memberi pelajaran bahaya korupsi. Tetapi kita juga sorot, kasus seperti lembar jawaban yang beredar dapat merusak pikiran, hingga kasus kekerasan pada anak,” ulas Nyayu.
Dalam rapat pertama yang digelar di kantor wali kota kemarin, pemkot siap menggelontorkan dana sebesar Rp 1,5 miliar. Angka ini dinilai masih kecil dan diharapkan ada peran serta (backup) anggaran dari kementrian terkait. Perkiraan tamu yang hadir mencapai 1000 orang, perwakilan dari semua provinsi se Indonesia.(lombokpost).
Perjuangan Anak Melawan Kerasnya Hidup |
Jangan Hanya untuk Si Kaya!
MATARAM – Puluhan bahkan mungkin ratusan anak di Kota Mataram sejak kecil, sudah berjuang melawan kerasnya hidup. Di beberapa tempat, seperti persimpangan jalan, menjadi pemandangan lazim anak-anak belia, hilir mudik di antara deru bising kendaraan, menjual makanan ringan pada pengendara.
Kontras sekali dengan semangat pemerintah. Mengemas kota ini sebagai kota layak anak. Memang, mereka tidak meminta-minta. Tapi, pantas diwaspadai. Sebab, mereka kerap didapati berjualan di jam-jam sekolah.
“Pokoknya bagaimana caranya, agar anak-anak di hari itu, benar-benar bahagia dan gembira, ini tujuan kita,” kata Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Indra Bangsawan.
Acara HAN memang tidak boleh dibuat ekslusif, dikhususkan hanya untuk anak-anak kaya saja. Apalagi, ada semangat mengemas acara dibuat berbeda dari HAN sebelumnya.
Wali Kota juga telah berpesan kegiatan ini harus bisa membuat Mataram dikenang dan dirindukan. Jadi, bukan hanya sekedar acara seremony.
“Tadi makanya ide dari pak Dhani (tim dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), bagus sekali, (kita akan pertimbangkan) bagaimana agar anak-anak senang dan terkesan,” imbuhnya.
Tidak seperti peringatan HAN sebelum-sebelumnya. Kerap dinilai monoton dan menjemukan. Membahas hal-hal serius. Hingga membuat anak-anak, tanpa kesan dan hanya dapat lelah saat kembali ke daerah masing-masing.
Semangat yang perlu diapresiasi tentunya. Hanya saja, jangan sampai pemerintah lupa. Tak sedikit anak di Kota Mataram, pantas menikmati layanan serba gratis itu. Jangan sampai, anak tetangga bahagia, tetapi anak sendiri menangis menderita.
“Oh iya, kita ajak (anak-anak penjual asongan), nanti mereka bergembira, melalui dinas Sosial, kita minta pak lurah, untuk mengajak mereka memperingati harinya, ini kan hari anak-anak ini,” janji Indra.
Janji juga ditebar, penanggung jawab acara Sutrisno, berharap di gelaran HAN nanti tidak ada lagi anak-anak kecil, ada di jalan-jalan. “Supaya HAN semua anak bergembira, tidak ada anak-anak di jalan,” janji manis dari pria yang juga Kepala Badan Pemberdayaan, Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB).
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Nyayu Ernawati, mengatakan, kegiatan HAN meliputi dua agenda. Kongres Anak dan Forum Anak. Kongres digelar dari tanggal 19-22 Juli. Sementara, Forum Anak atau puncak acara digelar tanggal 23 Juli. Tema yang diusung pun cukup ‘berat’, yakni Saya Anak Sehat Anti Korupsi, akronim dari Sasak.
“Persoalan anak saat ini kompleks sekali. Tidak hanya menyangkut pendidikan yang belum maksimal memberi pelajaran bahaya korupsi. Tetapi kita juga sorot, kasus seperti lembar jawaban yang beredar dapat merusak pikiran, hingga kasus kekerasan pada anak,” ulas Nyayu.
Dalam rapat pertama yang digelar di kantor wali kota kemarin, pemkot siap menggelontorkan dana sebesar Rp 1,5 miliar. Angka ini dinilai masih kecil dan diharapkan ada peran serta (backup) anggaran dari kementrian terkait. Perkiraan tamu yang hadir mencapai 1000 orang, perwakilan dari semua provinsi se Indonesia.(lombokpost).
Sekian Info Berita Pendidikan yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat.
0 Response to "Jangan Hanya untuk Si Kaya! Perjuangan Anak Melawan Kerasnya Hidup"
Posting Komentar