السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita terkait Banjir Masih Mengancam Sejumlah Wilayah di Mataram Lombok, simak berita selengkapnya berikut ini.
Warga Kota Mataram belum benar-benar aman. Banjir masih mengancam meski intensitas hujan mulai menurun.
Kemarin, banjir merendam rumah warga yang tinggal di Lingkungan Otak Desa Utara, Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan. Tinggi air mencapai lutut orang dewasa.
Sejumlah warga terlihat panik. Sebab, air masuk ke dalam rumah mereka. Beberapa di antara mereka juga menghalau air dengan menaruh karung berisi pasir di pintu dan teras rumah.
Sementara itu, BMKG melalui citra satelit bahkan telah mengungkapkan potensi hujan dari ringai hingga lebat bakal terjadi sejak siang hingga malam. ”Peringatan dini untuk Mataram dari 16.10- 18.00 Wita,” kata Kepala BMKG Stamet BIL Oral Sem Wilar, kemarin.
Benar saja, ketika waktu yang diprediksi tiba, hujan sedang hingga lebat disertai kilat petir dan angin kencang terjadi di sejumlah titik. Pantauan Lombok Post di Kelurahan Banjar, hujan lebat terjadi cukup lama. Genangan pun bermunculan di berbagai penjuru.
“Biasa itu kalau hujan muncul genagan, tapi tak sampai banjir besar,” kata tokoh setempat Nanang Edward.
Sepanjang Jalan Energi yang menghubungkan tiga kelurahan, Banjar, Ampenan Selatan, dan Taman Sari, genangan juga tampak. Dua Sungai besar yang membelah Mataram, Jangkuk dan Ancar juga mengalami peningkatan debit muka air yang cukup signifikan.
Sejak akhir pekan lalu, BPBD Kota Mataram bahkan telah meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan. Jika sewaktu-waktu kondisi memburuk, masyarakat diminta tak ragu meninggalkan sementara kediamannya untuk mencari lokasi yang lebih aman.
“Sudah beberapa kali terjadi, Ancar di Kekalik meluap,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Dedy Supriady.
Banjir yang terjadi di banyak lokasi Sabtu akhir pekan lalu adalah penanda alarm bahaya untuk daerah ini. Pemerintah dituntut bergerak cepat menormalisasi sungai, dan mengambil sejumlah langkah cepat untuk mencegah air terus meluap saat hujan mengguyur.
Kondisi tersebut jelas harus diwaspadai, terlebih BMKG memperkirakan hujan masih akan terus mengguyur setidaknya hingga satu pekan kedepan (12-18/12).
Sementara banjir yang merendam sejumlah rumah Sabtu (10/11) lalu, membuat warga rugi. Camat Sekarbela Hariadi mengatakan, korban banjir di Kekalik Jaya belum bisa beraktivitas seperti biasa.
Para pelaku UMKM pembuat tahu-tempe di wilayah tersebut, bahkan rugi besar. Berkwintal-kwintal stok kedelai mereka terendam dan tercampur lumpur. “Itu salah satu bentuk kerugian materi,” kata Hariadi.
Angka kerugian yang diderita karena produksi teganggu, itu ditaksir mencapai puluhan juta. Angka pastinya belum bisa disebutkan. Alasannya, para kepala lingkungan saat ini masih terus melakukan pendataan kerugian materil di lapangan.
“(Yang terendam banjir kemarin) Ada Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kekalik Jaya, sebagian Jempong dan Tanjung Karang,” terangnya.
Hariadi mengatakan, kejadian banjir yang menimpa kawasan Kekalik di luar dugaan. Tetapi dampak dari luapan sungai Unus, Ancar dan banyak drainase mampet ternyata malah menimbulkan banjir di banyak titik.
“Kami tidak perkirakan kekalik akan banjir. Sebab talud sudah ditinggikan, tetapi tetap terendam,” imbuhnya.
Hari ini, rencanannya akan ada pertemuan dengan BPBD Kota Mataram. Mengevaluasi penanganan bencana dan mencari langkah cepat atasi bencana susulan. Lalu, menghitung juga kerugian materi yang dialami warga.
“(Langkah taktis) Kemarin kita tarik, sampah-sampah dari gorong-gorong yang menyebabkan banjir. Saya juga harus segera koordinasi dengan Dinas PU bagaimana mengatasi sedimentasi tanah di sungai dan drainase, biar tidak banjir lagi,” terangnya.
Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, ditemui seusai menghadiri Maulid Nabi di Lingkungan Geguntur, Kelurahan Jempong Baru, memerintahkan SKPD terkait, melakukan tindakan antisipatif. Guna menghindari potensi banjir susulan lebih besar lagi.
Pengerahan pasukan-pasukan lapangan, di bawah Dinas Pekerjaan Umum (pasukan biru), Kebersihan (pasukan kuning), Pertamanan (pasukan hijau) dan BPBD (pasukan orange). Bekerja secara terintegrasi, membersihkan sedimentasi drainase kota dan sampah.
“Rencana taktis ke depan, kita punya pasukan-pasukan untuk dikerahkan, membersihkan drainase,” kata Ahyar.
Inilah langkah cepat yang bisa dilakukan saat ini. Mengantisipasi curah hujan tinggi seperti Sabtu lalu yang hampir turun secara merata di semua wilayah Lombok. Terutama Kota Mataram dan Lombok Barat.
Semetara, beberapa sungai besar yang membelah kota, merupakan kepanjangan dari sungai yang berhulu di Lombok Barat.
“Kemarin juga ada persoalan teknis di lapangan seperti jalan dan drainase yang menutupi saluran air, sehingga terpaksa dibongkar,” ulasnya.
Terkait penanganan banjir jangka panjang, Ahyar kembali mengatakan ingin membangun embung. Jika ada luapan air kembali dari sungai Unus, maka bisa tertampung ke dalam waduk. Selain itu, jika musim kemarau tiba, warga dapat memanfaatkan untuk pengairan pertanian.
“Makanya saya berharap ada intervensi pemerintah pusat juga di sini, agar proyeknya bisa lebih cepat terealiasi,” harapnya.
Inilah rencana besar yang harus bisa dilaksanakan tahun 2017. Sehingga warga kota bisa terbebas dari rasa was-was jika hujan kembali turun deras.
Warga Kota Mataram belum benar-benar aman. Banjir masih mengancam meski intensitas hujan mulai menurun.
Kemarin, banjir merendam rumah warga yang tinggal di Lingkungan Otak Desa Utara, Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan. Tinggi air mencapai lutut orang dewasa.
Sejumlah warga terlihat panik. Sebab, air masuk ke dalam rumah mereka. Beberapa di antara mereka juga menghalau air dengan menaruh karung berisi pasir di pintu dan teras rumah.
MOGOK : Seorang wanita tengah menuntun sepeda motornya yang mogok setelah melintasi banjir di Sekarbela Mataram, Sabtu lalu. |
Sementara itu, BMKG melalui citra satelit bahkan telah mengungkapkan potensi hujan dari ringai hingga lebat bakal terjadi sejak siang hingga malam. ”Peringatan dini untuk Mataram dari 16.10- 18.00 Wita,” kata Kepala BMKG Stamet BIL Oral Sem Wilar, kemarin.
Benar saja, ketika waktu yang diprediksi tiba, hujan sedang hingga lebat disertai kilat petir dan angin kencang terjadi di sejumlah titik. Pantauan Lombok Post di Kelurahan Banjar, hujan lebat terjadi cukup lama. Genangan pun bermunculan di berbagai penjuru.
“Biasa itu kalau hujan muncul genagan, tapi tak sampai banjir besar,” kata tokoh setempat Nanang Edward.
Sepanjang Jalan Energi yang menghubungkan tiga kelurahan, Banjar, Ampenan Selatan, dan Taman Sari, genangan juga tampak. Dua Sungai besar yang membelah Mataram, Jangkuk dan Ancar juga mengalami peningkatan debit muka air yang cukup signifikan.
Sejak akhir pekan lalu, BPBD Kota Mataram bahkan telah meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan. Jika sewaktu-waktu kondisi memburuk, masyarakat diminta tak ragu meninggalkan sementara kediamannya untuk mencari lokasi yang lebih aman.
“Sudah beberapa kali terjadi, Ancar di Kekalik meluap,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Dedy Supriady.
Banjir yang terjadi di banyak lokasi Sabtu akhir pekan lalu adalah penanda alarm bahaya untuk daerah ini. Pemerintah dituntut bergerak cepat menormalisasi sungai, dan mengambil sejumlah langkah cepat untuk mencegah air terus meluap saat hujan mengguyur.
Kondisi tersebut jelas harus diwaspadai, terlebih BMKG memperkirakan hujan masih akan terus mengguyur setidaknya hingga satu pekan kedepan (12-18/12).
Sementara banjir yang merendam sejumlah rumah Sabtu (10/11) lalu, membuat warga rugi. Camat Sekarbela Hariadi mengatakan, korban banjir di Kekalik Jaya belum bisa beraktivitas seperti biasa.
Para pelaku UMKM pembuat tahu-tempe di wilayah tersebut, bahkan rugi besar. Berkwintal-kwintal stok kedelai mereka terendam dan tercampur lumpur. “Itu salah satu bentuk kerugian materi,” kata Hariadi.
Angka kerugian yang diderita karena produksi teganggu, itu ditaksir mencapai puluhan juta. Angka pastinya belum bisa disebutkan. Alasannya, para kepala lingkungan saat ini masih terus melakukan pendataan kerugian materil di lapangan.
“(Yang terendam banjir kemarin) Ada Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kekalik Jaya, sebagian Jempong dan Tanjung Karang,” terangnya.
Hariadi mengatakan, kejadian banjir yang menimpa kawasan Kekalik di luar dugaan. Tetapi dampak dari luapan sungai Unus, Ancar dan banyak drainase mampet ternyata malah menimbulkan banjir di banyak titik.
“Kami tidak perkirakan kekalik akan banjir. Sebab talud sudah ditinggikan, tetapi tetap terendam,” imbuhnya.
Hari ini, rencanannya akan ada pertemuan dengan BPBD Kota Mataram. Mengevaluasi penanganan bencana dan mencari langkah cepat atasi bencana susulan. Lalu, menghitung juga kerugian materi yang dialami warga.
“(Langkah taktis) Kemarin kita tarik, sampah-sampah dari gorong-gorong yang menyebabkan banjir. Saya juga harus segera koordinasi dengan Dinas PU bagaimana mengatasi sedimentasi tanah di sungai dan drainase, biar tidak banjir lagi,” terangnya.
Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, ditemui seusai menghadiri Maulid Nabi di Lingkungan Geguntur, Kelurahan Jempong Baru, memerintahkan SKPD terkait, melakukan tindakan antisipatif. Guna menghindari potensi banjir susulan lebih besar lagi.
Pengerahan pasukan-pasukan lapangan, di bawah Dinas Pekerjaan Umum (pasukan biru), Kebersihan (pasukan kuning), Pertamanan (pasukan hijau) dan BPBD (pasukan orange). Bekerja secara terintegrasi, membersihkan sedimentasi drainase kota dan sampah.
“Rencana taktis ke depan, kita punya pasukan-pasukan untuk dikerahkan, membersihkan drainase,” kata Ahyar.
Inilah langkah cepat yang bisa dilakukan saat ini. Mengantisipasi curah hujan tinggi seperti Sabtu lalu yang hampir turun secara merata di semua wilayah Lombok. Terutama Kota Mataram dan Lombok Barat.
Semetara, beberapa sungai besar yang membelah kota, merupakan kepanjangan dari sungai yang berhulu di Lombok Barat.
“Kemarin juga ada persoalan teknis di lapangan seperti jalan dan drainase yang menutupi saluran air, sehingga terpaksa dibongkar,” ulasnya.
Terkait penanganan banjir jangka panjang, Ahyar kembali mengatakan ingin membangun embung. Jika ada luapan air kembali dari sungai Unus, maka bisa tertampung ke dalam waduk. Selain itu, jika musim kemarau tiba, warga dapat memanfaatkan untuk pengairan pertanian.
“Makanya saya berharap ada intervensi pemerintah pusat juga di sini, agar proyeknya bisa lebih cepat terealiasi,” harapnya.
Inilah rencana besar yang harus bisa dilaksanakan tahun 2017. Sehingga warga kota bisa terbebas dari rasa was-was jika hujan kembali turun deras.
BACA JUGA :
- Hujan Deras Menyebabkan Banjir dan Longsor di Lombok
- Saat Asyik Selfie Pemuda Asal Lombok Tengah Meniggal Karena Jatuh Dari Air Terjun Benang Stokel
- Jika tanaman kangkung punah, Pulau Lombok akan tenggelam
- Tidak Punya Uang, pemuda Ini Nekat Bersepeda Dari Jakarta Untuk Pulang Kampung Ke Lombok
Sekian INFO BERITA LOMBOK yang kami lansir dari lombokpost semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda.....
0 Response to "Banjir Masih Mengancam Sejumlah Wilayah di Mataram Lombok"
Posting Komentar