BERITA LOMBOK - Wacana pembangunan kereta gantung yang mencuat sejak beberapa hari lalu Bupati Suhaili mengutarakan keseriusannya terkait hal ini, direncanakan akan dimulai dari lahan milik Pemkab Lombok Tengah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah (Loteng), HL Putria mengatakan untuk memulai pembangunan ini, Pemkab Loteng memang memiliki lahan seluas 350 hektar di Desa Lantan. 175 hektar dari lahan tersebut diminta oleh investor asal Tiongkok untuk dikelola yang akan digunakan untuk membangun hotel, apartemen dan salah satunya kereta gantung yang akan menjadi wahana transportasi menuju Rinjani.
HL Putria yang dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon Jum’at (7/7) sempat mengomentari ungkapan dari sejumlah pihak yang menentang rencana pembangunan kereta gantung tersebut. Menurutnya, seharusnya mereka tidak perlu terburu-buru berkata tentang hal yang buruk terkait rencana tersebut.
“Jangan hanya bisa berkata jelek seperti yang disampaikan. Tapi mereka tidak tahu arah, kan. Harus memberikan solusi,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.
Menurut Putria, pembangunan kereta gantung ke Gunung Rinjani ini tentu akan melalui tahapan sesuai prosedural. Banyak pihak yang akan diajak berembuk untuk membahas manfaat dan mudarat dari rencana itu.
“Nanti kan ada sebelum dimulai (pembangunan kereta gantung), diminta memberikan pendapat tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, semua,” ujarnya.
Ia menegaskan, dalam proses pembangunan pariwisata tidak hanya pemerintah yang menjadi penentu melainkan juga pelaku dan pemerhati pariwisata, akademisi, masyarakat dan media massa.
Selain nantinya akan ada kajian Amdal yang menjadi prasyarat dari proses pembangunan kereta gantung ini. Dengan demikian, manfaat yang diperoleh harus dipastikan tidak akan mendatangkan imbas berupa kerusakan lingkungan.
“Ini akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Ratusan ribu orang akan bisa memanfaatkan fasilitas itu nanti. Tentunya ini tidak gratis kan. Kalau sudah ada karcis, itu merupakan sumber dari PAD. PAD itu bukan untuk gubernur, bupati, tapi untuk rakyat,” tegas Putria.
Rencana membangun kereta gantung ini sesungguhnya sudah bergulir sejak 2014 lalu.
“Rencana ini pernah dibicarakan investor asal Korea Selatan ketika berkunjung ke beberapa obyek wisata yang ada di daerah utara Lombok Tengah,” kata Lalu Putria di Praya dalam sebuah kesempatan seperti dilansir antaranews, Oktober 2014 lalu.
Di tahun yang sama, Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT saat peresmian Horti Park Tastura di Desa Karang Sidemen juga mengungkapkan rencana tersebut.
Pada Desember 2016, para investor dari Tiongkok datang ke Loteng untuk membuktikan keseriusan rencana investasi mereka. Kala itu, Direktur Utama PT Indonesia Lombok Resort, Wang Hua Jun hadir langsung dan meminta agar mereka diberikan kemudahan berinvestasi dari Pemkab Loteng.sumber : kicknews
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah (Loteng), HL Putria mengatakan untuk memulai pembangunan ini, Pemkab Loteng memang memiliki lahan seluas 350 hektar di Desa Lantan. 175 hektar dari lahan tersebut diminta oleh investor asal Tiongkok untuk dikelola yang akan digunakan untuk membangun hotel, apartemen dan salah satunya kereta gantung yang akan menjadi wahana transportasi menuju Rinjani.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lombok Tengah, Drs HL Putria MPd |
HL Putria yang dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon Jum’at (7/7) sempat mengomentari ungkapan dari sejumlah pihak yang menentang rencana pembangunan kereta gantung tersebut. Menurutnya, seharusnya mereka tidak perlu terburu-buru berkata tentang hal yang buruk terkait rencana tersebut.
“Jangan hanya bisa berkata jelek seperti yang disampaikan. Tapi mereka tidak tahu arah, kan. Harus memberikan solusi,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.
Menurut Putria, pembangunan kereta gantung ke Gunung Rinjani ini tentu akan melalui tahapan sesuai prosedural. Banyak pihak yang akan diajak berembuk untuk membahas manfaat dan mudarat dari rencana itu.
“Nanti kan ada sebelum dimulai (pembangunan kereta gantung), diminta memberikan pendapat tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, semua,” ujarnya.
Ia menegaskan, dalam proses pembangunan pariwisata tidak hanya pemerintah yang menjadi penentu melainkan juga pelaku dan pemerhati pariwisata, akademisi, masyarakat dan media massa.
Selain nantinya akan ada kajian Amdal yang menjadi prasyarat dari proses pembangunan kereta gantung ini. Dengan demikian, manfaat yang diperoleh harus dipastikan tidak akan mendatangkan imbas berupa kerusakan lingkungan.
“Ini akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Ratusan ribu orang akan bisa memanfaatkan fasilitas itu nanti. Tentunya ini tidak gratis kan. Kalau sudah ada karcis, itu merupakan sumber dari PAD. PAD itu bukan untuk gubernur, bupati, tapi untuk rakyat,” tegas Putria.
Rencana membangun kereta gantung ini sesungguhnya sudah bergulir sejak 2014 lalu.
“Rencana ini pernah dibicarakan investor asal Korea Selatan ketika berkunjung ke beberapa obyek wisata yang ada di daerah utara Lombok Tengah,” kata Lalu Putria di Praya dalam sebuah kesempatan seperti dilansir antaranews, Oktober 2014 lalu.
Di tahun yang sama, Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT saat peresmian Horti Park Tastura di Desa Karang Sidemen juga mengungkapkan rencana tersebut.
Pada Desember 2016, para investor dari Tiongkok datang ke Loteng untuk membuktikan keseriusan rencana investasi mereka. Kala itu, Direktur Utama PT Indonesia Lombok Resort, Wang Hua Jun hadir langsung dan meminta agar mereka diberikan kemudahan berinvestasi dari Pemkab Loteng.sumber : kicknews
BACA JUGA:
- 3 Hari Kedepan Cuaca di Wilayah Lombok dan Sekitarnya Hujan Ringan
- 4000 Pesepeda Ikuti Gowes Pesona Nusantara Lombok
- Ini Dia 7 Alasan Pulau Lombok Layak Jadi Objek Wisata Halal
- Keunikan Suku Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat
- Pesona Gili Kapal Lombok, Pulau Unik Yang Bisa Tenggelam
Sekian BERITA LOMBOK yang kami lansir semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...
0 Response to "Wacana Pembangunan Kereta Gantung ke Rinjani Ternyata Serius"
Posting Komentar