السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita No Party No Bikini… Ramadhan di Gili Trawangan, simak berita selengkapnya berikut ini.
Bulan Ramadhan dijadikan momentum oleh seluruh umat muslim untuk beribadah secara khusyuk, menahan lapar hingga hawa nafsu menjadi rutinitas tahunan. Tentu agak berbeda, manakala menjalankan puasa disebuah wilayah yang setengahnya dihuni oleh para wisatawan mancanegara (wisman).
Perbedaan kultur, budaya, hingga keyakinan seakan jadi tantangan tersendiri bagi masyarakat muslim setempat. Setidaknya itulah yang akan dilalui oleh masyarakat di Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) hingga sebulan kedepan.
Agaknya, pelaksanaan ibadah puasa tahun ini di pulau eksotik tersebut tidak jauh berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya. Di mana dalam prosesnya, sejumlah bar yang mengadakan party (pesta) hampir setiap malam, kini dilarang keras.
“Biasanya kami membatasi jam-jam party misalnya dari pukul 00.00 Wita hingga 02.00 Wita. Tetapi selama Ramadhan tidak ada party di Trawangan,” ungkap Kepala Desa Gili Indah, H. Taufik kepada kicknews today , Jumat (26/5).
Selain untuk menghormati masyarakat yang tengah menjalankan ibadah puasa ini, pelarangan party ketika Ramadhan sudah diterapkan sejak puluhan tahun silam. Oleh sebab itu, Taufik beranggapan, pengusaha maupun pekerja yang tengah mencari nafkah harusnya paham betul mengenai ini.
Tetapi, bukan berarti pengusaha dilarang melakukan kegiatan hiburan yang membuat mereka seakan mati suri.
Hal lain yang dilarang, yakni para wisman atau “bule” tidak boleh menggunakan pakaian minim.
Pada hari-hari biasa nyaris semua wisman selalu menggunakan bikini berjalan santai di trotoar, tepi pantai, hingga masuk di perkampungan. Bentuk tubuhnya hanya ditutupi seutas kain tipis yang membuat mata jadi melotot. Tetapi selama bulan Ramadhan, ini juga dilarang keras.
“Termasuk itu juga dilarang, bule yang pakai bikini harus menggunakannya sesuai tempat (misalnya pantai). Karena kita mau supaya masyarakat ini meningkatkan keimanannya,” tegasnya.
Larangan menggunakan bikini di perkampungan dipertegas lagi dengan memasang plang-plang bersifat imbauan dengan bahasa Inggris. Jika masih ada yang melanggar, pihak desa setempat akan menegur yang bersangkutan.
Kemudian, bagaimana dengan sejumlah restoran yang hendak melayani para wisatawan?. Menurut Taufik, aktifitas tetap berjalan seperti biasanya hanya saja intensitasnya bisa dikurangi dan lebih tertutup.
“Restoran, Kafe, sejenis tetap bisa melayani tamu seperti biasa tetapi, kita harap kalau makan jangan seenaknya, seperti di pinggir jalan itu tidak boleh,” kata dia.
Bukan itu saja, larangan lain yang diterapkan oleh pihak Desa Gili Indah ketika Ramadhan yakni tidak boleh ada satu petasan atau mercon yang dibunyikan ketika siang maupun malam hari. Penjualan petasan dilarang keras oleh Desa. Guna memastikan bunyi-bunyi bising yang acapkali menggangu, tak terdengar, koordinasi dengan Pospol Gili Indah terus dilakukan.
“Petasan, mercon apa pun yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan kita larang. Kalau ada yang ketahuan menjual, kami akan tindaklanjuti. Maka dari itu, koordinasi dengan Pospol diintensifkan,” pungkas Taufik.
Senada dengan Taufik, Kapospol Subsektor Gili Indah, Ipda I Ketut Arnawa lebih spesifik menjelaskan, ada sejumlah kesepakatan yang telah disetujui dengan desa, pengusaha, tokoh agama, masyarakat, hingga pemuda. Diantaranya, diatur jadwal maupun jam tayang untuk live musik dibeberapa bar. Demikian halnya dengan warung-warung di Gili Trawangan.
“Kita sudah rapat di masing-masing RT. Untuk musik bar digelar pukul 21.00 Wita sehabis salat Tarawih sampai pukul 00.00 wita, dengan suara yang tidak terlalu keras. Untuk warung wajib buka dan melayani pembeli pada pukul 17.00 Wita,” jelasnya.
“Dari sisi keamanan sendiri, pemuda dan karang taruna bersama kami akan tetap bekerjasama dalam hal ronda dan patroli untuk penertiban sebagaimana kesepakatan yang telah disetujui,” imbuhnya.
Bulan Ramadhan dijadikan momentum oleh seluruh umat muslim untuk beribadah secara khusyuk, menahan lapar hingga hawa nafsu menjadi rutinitas tahunan. Tentu agak berbeda, manakala menjalankan puasa disebuah wilayah yang setengahnya dihuni oleh para wisatawan mancanegara (wisman).
Plang larangan berbikini di Gili Trawangan (Foto: Ist) |
Agaknya, pelaksanaan ibadah puasa tahun ini di pulau eksotik tersebut tidak jauh berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya. Di mana dalam prosesnya, sejumlah bar yang mengadakan party (pesta) hampir setiap malam, kini dilarang keras.
“Biasanya kami membatasi jam-jam party misalnya dari pukul 00.00 Wita hingga 02.00 Wita. Tetapi selama Ramadhan tidak ada party di Trawangan,” ungkap Kepala Desa Gili Indah, H. Taufik kepada kicknews today , Jumat (26/5).
Selain untuk menghormati masyarakat yang tengah menjalankan ibadah puasa ini, pelarangan party ketika Ramadhan sudah diterapkan sejak puluhan tahun silam. Oleh sebab itu, Taufik beranggapan, pengusaha maupun pekerja yang tengah mencari nafkah harusnya paham betul mengenai ini.
Tetapi, bukan berarti pengusaha dilarang melakukan kegiatan hiburan yang membuat mereka seakan mati suri.
Hal lain yang dilarang, yakni para wisman atau “bule” tidak boleh menggunakan pakaian minim.
Pada hari-hari biasa nyaris semua wisman selalu menggunakan bikini berjalan santai di trotoar, tepi pantai, hingga masuk di perkampungan. Bentuk tubuhnya hanya ditutupi seutas kain tipis yang membuat mata jadi melotot. Tetapi selama bulan Ramadhan, ini juga dilarang keras.
“Termasuk itu juga dilarang, bule yang pakai bikini harus menggunakannya sesuai tempat (misalnya pantai). Karena kita mau supaya masyarakat ini meningkatkan keimanannya,” tegasnya.
Larangan menggunakan bikini di perkampungan dipertegas lagi dengan memasang plang-plang bersifat imbauan dengan bahasa Inggris. Jika masih ada yang melanggar, pihak desa setempat akan menegur yang bersangkutan.
Kemudian, bagaimana dengan sejumlah restoran yang hendak melayani para wisatawan?. Menurut Taufik, aktifitas tetap berjalan seperti biasanya hanya saja intensitasnya bisa dikurangi dan lebih tertutup.
“Restoran, Kafe, sejenis tetap bisa melayani tamu seperti biasa tetapi, kita harap kalau makan jangan seenaknya, seperti di pinggir jalan itu tidak boleh,” kata dia.
Bukan itu saja, larangan lain yang diterapkan oleh pihak Desa Gili Indah ketika Ramadhan yakni tidak boleh ada satu petasan atau mercon yang dibunyikan ketika siang maupun malam hari. Penjualan petasan dilarang keras oleh Desa. Guna memastikan bunyi-bunyi bising yang acapkali menggangu, tak terdengar, koordinasi dengan Pospol Gili Indah terus dilakukan.
“Petasan, mercon apa pun yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan kita larang. Kalau ada yang ketahuan menjual, kami akan tindaklanjuti. Maka dari itu, koordinasi dengan Pospol diintensifkan,” pungkas Taufik.
Senada dengan Taufik, Kapospol Subsektor Gili Indah, Ipda I Ketut Arnawa lebih spesifik menjelaskan, ada sejumlah kesepakatan yang telah disetujui dengan desa, pengusaha, tokoh agama, masyarakat, hingga pemuda. Diantaranya, diatur jadwal maupun jam tayang untuk live musik dibeberapa bar. Demikian halnya dengan warung-warung di Gili Trawangan.
“Kita sudah rapat di masing-masing RT. Untuk musik bar digelar pukul 21.00 Wita sehabis salat Tarawih sampai pukul 00.00 wita, dengan suara yang tidak terlalu keras. Untuk warung wajib buka dan melayani pembeli pada pukul 17.00 Wita,” jelasnya.
“Dari sisi keamanan sendiri, pemuda dan karang taruna bersama kami akan tetap bekerjasama dalam hal ronda dan patroli untuk penertiban sebagaimana kesepakatan yang telah disetujui,” imbuhnya.
BACA JUGA:
- Pelajar Asal Lombok Tengah Tewas Setelah Menabrak Truk Mogok di Lombok Timur
- Syekh Ezzat El Sayyed Rashid, Imam Besar dari Mesir Bersuara Merdu itu Telah Tiba di Lombok dan Siap Pimpin Tarawih di Pulau Lombok
- Bazar Khazanah Ramadhan Resmi Dibuka NTB Gelar Kampung Khazanah Ramadhan Sebulan Penuh
- Mantan Puteri Indonesia Anindya Putri Lakukan Selebrasi Tak Biasa Saat Berhasil Menggapai Puncak Rinjani
- Tekong TKI Asal Lombok Timur di tangkap di Bandara Lombok
Sekian BERITA LOMBOK yang kami lansir dari kicknews semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...
0 Response to "No Party No Bikini… Ramadhan di Gili Trawangan"
Posting Komentar