السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita terkait Siti Marmanah, Aremanita Asal Lombok yang Cinta Mati Arema FC, simak berita selengkapnya berikut ini.
Meski tak memiliki klub sepak bola top, untuk urusan suporter, Mataram boleh berbangga. Berbagai klub tenar dalam dan luar negeri memiliki fans base di kota ini. Salah satu di antara fans gila tersebut adalah Mey, Aremanita Lombok yang cinta mati Arema FC.
Tampangnya kalem, wajahnya juga imut jelita. Dengan tutur kata yang sopan cenderung lemah-lembut, banyak orang tak akan menyangka sisi lain Siti Marmanah.
Gadis berhijab itu akan berubah 180 derajat ketika membahas soal Arema FC. Mey, sapaan akrabnya adalah Aremanita -sebutan untuk fans Arema wanita, sejati. Meski ada di Mataram, kecintaannya akan tim berjuluk Singo Edan itu tak bisa diragukan. Dia hafal nama-nama pemain klub itu. Dia juga hafal sejarah klub.
"Apa pun kalau soal Arema pasti saya baca dan dalami," ujarnya.
Dia lantas menyanyikan yel-yel khas Arema. Gayanya pun sontak berubah. Tak lagi kalem namun menjelma menjadi Singo Edan.
Mengaku menyukai bola sejak 2010, Mey memutuskan menjadi fans bola Arema karena berbagai hal. Dia mengatakan langsung jatuh hati kala pertama kali menyaksikan arema bertanding lewat layar kaca. "Saya lihat fansnya juga militan, tapi rapi," ucapnya.
Prinsip Aremania yang tak hanya mendukung tim kebanggaan saat menang, tapi tetap mendukung saat Arema kalah merasuk dalam sanubarinya. Sebagai fans Arema dan sudah sangat cinta pada klub yang bermarkas di Malang itu, ia merasa ada nilai positif yang diperoleh. "Saya dapat banyak saudara," ujarnya.
Hampir tujuh tahun bergelut di dunia suporter, Mey seperti mendapatkan keluarga besar di mana-mana. Ya, dia kerap berkunjung ke berbagai daerah mengikuti Arema bertanding.
Saat itu, ia bertemu dengan sesama Aremania dan Aremanita dari berbagai penjuru Indonesia. Intinya dia merasa selalu mendapatkan keluarga yang selalu men-support.
Tak hanya soal militansi, ia juga belajar kekompakan, kesosialan, kesolidan bahkan juga sopan santun. Kegiatan yang kerap dilakukan juga tak hanya sebatas menonton bola saja. Banyak hal positif yang dilakukan.
Kerap membagi makan gratis bagi kaum papa, melakukan bakti sosial di panti asuhan, ia dan kawannya juga kerap membantu panti jompo. Bahkan kegiatan bersih pantai juga rutin dilakukan. "Kita juga sering doa dan zikir bersama," katanya.
Dengan beragam kegiatan itu, ia yakin pilihannya menjadi suporter bola, khususnya Arema FC tidaklah salah. Tidak hanya kesenangan semata, tapi menjadi suporter juga mengajarkannya kekompakan antar sesama yang tidak mengenal suku bangsa dan agama.
Ada nilai persaudaraan dan kekeluarga serta semangat loyalitas. "Semua itu saya dapat karena menjadi Aremanita," ujarnya.
BACA JUGA:
Meski tak memiliki klub sepak bola top, untuk urusan suporter, Mataram boleh berbangga. Berbagai klub tenar dalam dan luar negeri memiliki fans base di kota ini. Salah satu di antara fans gila tersebut adalah Mey, Aremanita Lombok yang cinta mati Arema FC.
SEMANGAT: Mey saat menghadiri acara aremania Lombok beberapa waktu lalu. |
Tampangnya kalem, wajahnya juga imut jelita. Dengan tutur kata yang sopan cenderung lemah-lembut, banyak orang tak akan menyangka sisi lain Siti Marmanah.
Gadis berhijab itu akan berubah 180 derajat ketika membahas soal Arema FC. Mey, sapaan akrabnya adalah Aremanita -sebutan untuk fans Arema wanita, sejati. Meski ada di Mataram, kecintaannya akan tim berjuluk Singo Edan itu tak bisa diragukan. Dia hafal nama-nama pemain klub itu. Dia juga hafal sejarah klub.
"Apa pun kalau soal Arema pasti saya baca dan dalami," ujarnya.
Dia lantas menyanyikan yel-yel khas Arema. Gayanya pun sontak berubah. Tak lagi kalem namun menjelma menjadi Singo Edan.
Mengaku menyukai bola sejak 2010, Mey memutuskan menjadi fans bola Arema karena berbagai hal. Dia mengatakan langsung jatuh hati kala pertama kali menyaksikan arema bertanding lewat layar kaca. "Saya lihat fansnya juga militan, tapi rapi," ucapnya.
Prinsip Aremania yang tak hanya mendukung tim kebanggaan saat menang, tapi tetap mendukung saat Arema kalah merasuk dalam sanubarinya. Sebagai fans Arema dan sudah sangat cinta pada klub yang bermarkas di Malang itu, ia merasa ada nilai positif yang diperoleh. "Saya dapat banyak saudara," ujarnya.
Hampir tujuh tahun bergelut di dunia suporter, Mey seperti mendapatkan keluarga besar di mana-mana. Ya, dia kerap berkunjung ke berbagai daerah mengikuti Arema bertanding.
Saat itu, ia bertemu dengan sesama Aremania dan Aremanita dari berbagai penjuru Indonesia. Intinya dia merasa selalu mendapatkan keluarga yang selalu men-support.
Tak hanya soal militansi, ia juga belajar kekompakan, kesosialan, kesolidan bahkan juga sopan santun. Kegiatan yang kerap dilakukan juga tak hanya sebatas menonton bola saja. Banyak hal positif yang dilakukan.
Kerap membagi makan gratis bagi kaum papa, melakukan bakti sosial di panti asuhan, ia dan kawannya juga kerap membantu panti jompo. Bahkan kegiatan bersih pantai juga rutin dilakukan. "Kita juga sering doa dan zikir bersama," katanya.
Dengan beragam kegiatan itu, ia yakin pilihannya menjadi suporter bola, khususnya Arema FC tidaklah salah. Tidak hanya kesenangan semata, tapi menjadi suporter juga mengajarkannya kekompakan antar sesama yang tidak mengenal suku bangsa dan agama.
Ada nilai persaudaraan dan kekeluarga serta semangat loyalitas. "Semua itu saya dapat karena menjadi Aremanita," ujarnya.
BACA JUGA:
- Dua Artis Korea Bantu Promosikan Wisata Lombok
- Wanita Penyebar Berita Hoax Penculikan Anak di Lombok Timur Diperiksa Polisi
- Korban Tenggelam Saat Selfie di Pantai Semeti Lombok Tengah Ditemukan Meninggal
- Truk Semen Hantam Berugak dan Sepeda Motor di Pusuk Lombok Utara karena Rem Blong
0 Response to "Siti Marmanah, Aremanita Asal Lombok yang Cinta Mati Arema FC"
Posting Komentar