السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita terkait 2 Tahun Menunggu, Akhirnya Impian Fatimah Ikut Sunsilk Hijab Hunt Terwujud, simak berita selengkapnya berikut ini.
Sabtu (25/3/2017) menjadi hari yang dinanti-nantikan Fatimah Alkaff. Ia akhirnya bisa mengikuti audisi Sunsilk Hijab Hunt 2017 yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, setelah menunggu hampir dua tahun.
Fatimah bahkan rela datang jauh-jauh dari tempat asalnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, agar tidak terlewatkan lagi audisi pencarian hijabers muda berbakat itu.
Mahasiswi semester 6 Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram ini bercerita, sebetulnya sudah pernah mendaftar Sunsilk Hijab Hunt 2016 untuk audisi yang digelar di Lombok. Namun pada hari H, ia berhalangan hadir lantaran harus ke Jakarta dalam rangka acara pemilihan putri kampus.
Saat ditemui, Fatimah yang datang bersama ibunya sempat menunjukkan brosur pendaftaran Sunsilk Hijab Hunt 2016. Tujuannya, kata wanita 20 tahun itu, untuk memotivasi dirinya agar dapat tampil maksimal di audisi hari pertama Sunsilk Hijab Hunt 2017 Surabaya.
Sebagai ketua marching band di kampusnya, Fatimah akan memamerkan aksinya menjadi color guard. Dijelaskan Fatimah, color guard bertugas memimpin iringan marching band. Tidak hanya satu, color guard bisa terdiri dari 10 atau bahkan puluhan orang. Dinamakan color guard karena bendera yang mereka bawa biasanya berwarna-warni.
Diungkapkan Fatimah, memutar dan melempar bendera tidaklah mudah sehingga membutuhkan keahlian khusus. Salah-salah tangan bisa terkilir atau tertimpa tongkat bendera yang terbuat dari besi.
Fatimah mengaku, sebetulnya kedua tangannya sedang mengalami cedera akibat terlalu keras berlatih. Bila biasanya ia berlatih dua kali seminggu, namun sebulan terakhir latihannya menjadi setiap hari demi mematangkan penampilannya di Sunsilk Hijab Hunt 2017. "Tetap tampil walau harus menahan sakit karena aku sudah menunggu lama untuk ini," ujar wanita yang murah senyum ini.
Dengan berpartisipasi di Sunsilk Hijab Hunt 2017, Fatimah ingin mengukur kemampuan dan melatih mentalnya agar lebih percaya diri. Selain itu, ia juga ingin membuktikan bahwa berhijab bukanlah penghalang untuk terus berprestasi.
BACA JUGA:
Sabtu (25/3/2017) menjadi hari yang dinanti-nantikan Fatimah Alkaff. Ia akhirnya bisa mengikuti audisi Sunsilk Hijab Hunt 2017 yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, setelah menunggu hampir dua tahun.
Fatimah bahkan rela datang jauh-jauh dari tempat asalnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, agar tidak terlewatkan lagi audisi pencarian hijabers muda berbakat itu.
Fatimah Alkaff |
Mahasiswi semester 6 Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram ini bercerita, sebetulnya sudah pernah mendaftar Sunsilk Hijab Hunt 2016 untuk audisi yang digelar di Lombok. Namun pada hari H, ia berhalangan hadir lantaran harus ke Jakarta dalam rangka acara pemilihan putri kampus.
Baca juga : Profil Denta Haritsa Apriliana Lombok Pemenang Sunslik Hijab Hunt 2016"Padahal aku sudah niat banget ikut audisi Sunsilk Hijab Hunt Lombok. Tadinya mau mengejar di audisi hari kedua. Tapi ternyata, audisi di Lombok hanya sehari," kenang Fatimah kepada Wolipop sebelum audisi di The Square Ballroom, ICBC Center, Surabaya.
Saat ditemui, Fatimah yang datang bersama ibunya sempat menunjukkan brosur pendaftaran Sunsilk Hijab Hunt 2016. Tujuannya, kata wanita 20 tahun itu, untuk memotivasi dirinya agar dapat tampil maksimal di audisi hari pertama Sunsilk Hijab Hunt 2017 Surabaya.
Sebagai ketua marching band di kampusnya, Fatimah akan memamerkan aksinya menjadi color guard. Dijelaskan Fatimah, color guard bertugas memimpin iringan marching band. Tidak hanya satu, color guard bisa terdiri dari 10 atau bahkan puluhan orang. Dinamakan color guard karena bendera yang mereka bawa biasanya berwarna-warni.
Baca juga : TKW Asal Lombok Timur di Buang PT Batam Centre di Tol Bandar SelamatSambil berjalan, color guard akan memamerkan semacam aksi akrobatik memutar dan melempar bendara. "Banyak orang yang salah kaprah antara color guard dan mayoret. Kalau mayoret itu pemimpin sebuah drumben," tambah Fatimah yang telah menjadi mayoret sejak SD.
Diungkapkan Fatimah, memutar dan melempar bendera tidaklah mudah sehingga membutuhkan keahlian khusus. Salah-salah tangan bisa terkilir atau tertimpa tongkat bendera yang terbuat dari besi.
Fatimah mengaku, sebetulnya kedua tangannya sedang mengalami cedera akibat terlalu keras berlatih. Bila biasanya ia berlatih dua kali seminggu, namun sebulan terakhir latihannya menjadi setiap hari demi mematangkan penampilannya di Sunsilk Hijab Hunt 2017. "Tetap tampil walau harus menahan sakit karena aku sudah menunggu lama untuk ini," ujar wanita yang murah senyum ini.
Dengan berpartisipasi di Sunsilk Hijab Hunt 2017, Fatimah ingin mengukur kemampuan dan melatih mentalnya agar lebih percaya diri. Selain itu, ia juga ingin membuktikan bahwa berhijab bukanlah penghalang untuk terus berprestasi.
BACA JUGA:
- kenal di Facebook, Siswi Kelas 1 SMA di Lombok Timur Hampir Menikah dengan Orang Gila
- 70 Ribu Lebih Janda di Lombok Timur Jadi Kepala Keluarga
- 39 Rumah di Dua Dusun Lombok Tengah Disapu Puting Beliung
0 Response to "2 Tahun Menunggu, Akhirnya Impian Fatimah Ikut Sunsilk Hijab Hunt Terwujud"
Posting Komentar