السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita terkait Ahyar Rosidi, TKI Asal Lombok Utara Dipulangkan dalam Kondisi Gangguan Jiwa, simak berita selengkapnya berikut ini.
Niat bekerja ke Malaysia agar hidup lebih sejahtera, Arya Rosidi malah mengalami nasib nahas. Pria 22 tahun asal Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara ini mengalami gangguan jiwa akibat trauma berat.
Saat dideportasi dari Malaysia bersama 32 orang TKI lainnya beberapa waktu lalu, hanya Arya yang tidak diketahui alamatnya. Ia mengalami stres berat, sehingga tidak mau diajak bicara satu patah katapun.
Petugas pun sempat kesulitan menemukan siapa keluarganya. Arya pun dirawat selama beberapa hari di Rumah Pemulihan Taruma Center (RPTC) NTB. Diduga, ia mengalami trauma mendalam karena selama di Malaysia ia sempat dipenjara.
”Dilakukan pula penanganan kejiwaan,” kata Kepala Dinas Sosial NTB H Ahsanul Khalik.
Sejak diserahkan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB Selasa (7/2) lalu, Dinas Sosial berusaha mencari keluarganya. Akhirnya, keluarga Arya baru ditemukan kemarin oleh tenaga sosial kecamatan. Orang tuanya adalah Rasidep dan Samiah. Ia pergi ke Malaysia menjadi TKI sejak usia 14 tahun.
”Keluarganya juga merupakan keluarga tidak mampu,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemprov NTB akan memberikan bantuan, khususnya untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Ia akan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sampai benar-benar pulih. Selain itu, keluarga juga diberikan bantuan berupa uang tunai Rp 1,5 juta dan rencananya rumah Arya akan diperbaiki. ”Hal ini akan kita koordinasikan dengan Pemda KLU,” ujarnya.
Sungguh pilu nasib yang menimpa Ahyar Rosidi. Pemuda asal Kabupaten Lombok Utara (KLU) ini pulang sebagai TKI dari Malaysia dalam kondisi memprihatinkan. Ia mengalami stres berat yang mengakibatkan kemampuan berbicaranya hilang sementara.
Sebenarnya, Ahyar dipulangkan paksa dari Malaysia bersama dengan 31 TKI lainnya pada Minggu, 5 Februari 2017 lalu. Berbeda dengan rekan-rekannya yang langsung dijemput pihak keluarga, Ahyar justru tidak bisa menyebutkan asal bahkan nama keluarganya. Akhirnya ia sementara ditampung di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) NTB.
“Kita sudah ajak bicara, tapi dia ndak mau bicara. Cuma duduk diam, senyum saja kalau diajak bicara. Jadi kita ndak tahu siapa keluarganya,” ujar Kepala Dinas Sosial NTB, H. Ahsanul Khalik, Kamis siang, 9 Februari 2017.
Nama Ahyar Rosidi juga diketahui dari surat pengantar yang diberikan kepada pihaknya.
“Dari sana kita tahu namanya, sama asalnya. Katanya dia dari KLU tapi tim sedang keliling mencari keluarganya di sana,” imbuhnya.
Dari surat pengantar juga diketahui Ahyar menolak pulang. “Di sana ada informasi kalau dia malu mau pulang ke rumahnya. Karena ndak bawa uang,” tambahnya.
Berdasarkan surat pengantar yang dikirim Kementerian Sosial RI perihal Pemulangan WNI Migran Korban Perdagangan Orang (KPO) dan Korban Tindak Kekerasan (KTK), diduga Ahyar beserta 31 TKI lainnya dipulangkan sebagai korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan.
Pajri asal Lotim
Sukmawadi asal Lotim
Opik asal Lotim
Muhammad Junaidi asal Lotim
Arifin asal Lotim
Juma’in asal Lotim
Rusdiono asal Lotim
Doni asal Lotim
Sahram asal Lotim
Rinaldi asal Lotim
Arhaman Bin Ahmad asal Dompu
Muliadi asal Lotim
Anwar asal Bima
Indrajaya asal Bima
Fakhruroji asal Bima
Sri asal Mataram
Neni asal Lobar.
8 Tahun Merantau, Pulang-pulang Gangguan Jiwa
Niat bekerja ke Malaysia agar hidup lebih sejahtera, Arya Rosidi malah mengalami nasib nahas. Pria 22 tahun asal Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara ini mengalami gangguan jiwa akibat trauma berat.
 |
| DISOS NTB FOR LOMBOK POST BERTEMU KELUARGA: Arya Rosidi (tiga dari kiri) saat bertemu dengan keluarganya di kantor Dinas Sosial NTB, kemarin (9/2). F-TKI |
Saat dideportasi dari Malaysia bersama 32 orang TKI lainnya beberapa waktu lalu, hanya Arya yang tidak diketahui alamatnya. Ia mengalami stres berat, sehingga tidak mau diajak bicara satu patah katapun.
Petugas pun sempat kesulitan menemukan siapa keluarganya. Arya pun dirawat selama beberapa hari di Rumah Pemulihan Taruma Center (RPTC) NTB. Diduga, ia mengalami trauma mendalam karena selama di Malaysia ia sempat dipenjara.
”Dilakukan pula penanganan kejiwaan,” kata Kepala Dinas Sosial NTB H Ahsanul Khalik.
Sejak diserahkan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB Selasa (7/2) lalu, Dinas Sosial berusaha mencari keluarganya. Akhirnya, keluarga Arya baru ditemukan kemarin oleh tenaga sosial kecamatan. Orang tuanya adalah Rasidep dan Samiah. Ia pergi ke Malaysia menjadi TKI sejak usia 14 tahun.
”Keluarganya juga merupakan keluarga tidak mampu,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemprov NTB akan memberikan bantuan, khususnya untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Ia akan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sampai benar-benar pulih. Selain itu, keluarga juga diberikan bantuan berupa uang tunai Rp 1,5 juta dan rencananya rumah Arya akan diperbaiki. ”Hal ini akan kita koordinasikan dengan Pemda KLU,” ujarnya.
Ahyar Rosidi, TKI Asal Lombok Utara Dipulangkan dalam Kondisi Stres
Sungguh pilu nasib yang menimpa Ahyar Rosidi. Pemuda asal Kabupaten Lombok Utara (KLU) ini pulang sebagai TKI dari Malaysia dalam kondisi memprihatinkan. Ia mengalami stres berat yang mengakibatkan kemampuan berbicaranya hilang sementara.
Sebenarnya, Ahyar dipulangkan paksa dari Malaysia bersama dengan 31 TKI lainnya pada Minggu, 5 Februari 2017 lalu. Berbeda dengan rekan-rekannya yang langsung dijemput pihak keluarga, Ahyar justru tidak bisa menyebutkan asal bahkan nama keluarganya. Akhirnya ia sementara ditampung di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) NTB.
“Kita sudah ajak bicara, tapi dia ndak mau bicara. Cuma duduk diam, senyum saja kalau diajak bicara. Jadi kita ndak tahu siapa keluarganya,” ujar Kepala Dinas Sosial NTB, H. Ahsanul Khalik, Kamis siang, 9 Februari 2017.
Nama Ahyar Rosidi juga diketahui dari surat pengantar yang diberikan kepada pihaknya.
 |
| Ahyar Rosidi, TKI asal KLU yang dipulangkan dalam kondisi stres berat. (suarantb.com/ist) |
Dari surat pengantar juga diketahui Ahyar menolak pulang. “Di sana ada informasi kalau dia malu mau pulang ke rumahnya. Karena ndak bawa uang,” tambahnya.
Berdasarkan surat pengantar yang dikirim Kementerian Sosial RI perihal Pemulangan WNI Migran Korban Perdagangan Orang (KPO) dan Korban Tindak Kekerasan (KTK), diduga Ahyar beserta 31 TKI lainnya dipulangkan sebagai korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan.
Selain Ahyar, berikut beberapa nama TKI asal NTB yang dideportasi:
Sukmawadi asal Lotim
Opik asal Lotim
Muhammad Junaidi asal Lotim
Arifin asal Lotim
Juma’in asal Lotim
Rusdiono asal Lotim
Doni asal Lotim
Sahram asal Lotim
Rinaldi asal Lotim
Arhaman Bin Ahmad asal Dompu
Muliadi asal Lotim
Anwar asal Bima
Indrajaya asal Bima
Fakhruroji asal Bima
Sri asal Mataram
Neni asal Lobar.
BACA JUGA :
Sekian INFO BERITA LOMBOK yang kami lansir dari suarantb dan lombokpost semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda.....
0 Response to "8 Tahun Merantau Ahyar Rosidi, TKI Asal Lombok Utara Dipulangkan dalam Kondisi Gangguan Jiwa"
Posting Komentar