السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita terkait Desa Wisata Hijau dengan 31 Jenis Buah Ada Di Pulau Lombok, simak berita selengkapnya berikut ini.
Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak hanya menyuguhkan pantai, barang belanjaan maupun aneka kuliner. Saat ini sudah bermunculan suguhan baru berupa desa wisata hijau.
Ada Desa Mas-Mas di Kecamatan Batu Kliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah; Desa Stanggor di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Ada pula di kawasan hutan Sesaot, Kabupaten Lombok Barat, dan Lembah Rinjani di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
“Desa wisata hijau merupakan potensi baru pariwisata di NTB, yang diprakarsai penduduk setempat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal kepada Tempo, Kamis sore, 15 Desember 2016.
Sejak Mei 2016 lalu Koperasi Sugih Engger mengembangkan desa wisata hijau di Sesaot. Sedangkan di Sembalun yang merupakan lembah Rinjani ada Koperasi Wisatani Sembalun yang berdiri sejak 2008. Komunitas petani mengelolanya selain yang berkaitan dengan masalah pertanian.
Mulai Rabu, 14 Desember 2016, dua koperasi itu dibina oleh lembaga non-pemerintah Jerman, Deustch Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH melalui program Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP).
Turut pula terlibat manajemen Hotel Santika yang membina Koperasi Sugih Engger. Adapun Koperasi Wisatani Sembalun mendapat pendampingan dari produsen olahan buah-buahan, PT Bali Asli di Pupuan, Bali. “Kami ingin mengembangkan nilai tambah, inklusifitas dan aspek keberlanjutan lingkungan dari usaha UMKM pariwisata di NTB,” ujar Principal Advisor SREGIP GIZ Jonas Naquib.
Ketua Koperasi Sugih Engger M Ishak mengatakan, selain memiliki usaha simpan pinjam dan pembibitan buah-buahan, koperasinya juga mengelola paket wisata bersepeda dan trekking mendatangi lokasi air terjun Semporonan di Dusun Gontoran atau Batu Santek di Dusun Pakuan maupun atraksi seni budaya.
Anggota Koperasi Sugih Engger juga memiliki 10 home stay. Selain itu sudah menghasilkan 31 jenis buah-buahan. Antara lain, manggis, rambutan, duku. Hasil penjualan Rp 1 miliar setiap musim tanam, yang berlangsung selama empat bulan.
Kepala Desa Sesaot Yuni Hari Seni, 36 tahun, mengatakan desanya memiliki potensi forest trekking melintas hutan kemasyarakatan, yang terdiri dari buah-buahan dan paket belajar olahan hasil hutan bukan kayu.
Wisatawan pun bisa menyusuri sungai Sesaot sembari menikmati beragam buah-buahan, seperti durian, rambutan dan manggis. “Paket wisata kami memiliki 44 titik lokasi sumber mata air,” ucap Yuni, ibu dari seorang anak itu.
Menurut General Manager Hotel Santika Mataram Reza Bovier, sejak setahun terakhir ini sudah memberikan kepedulian terhadap produk-produk lokal yang dihasilkan Koperasi Sugih Engger.
Hotel itu membeli buah-buahan yang dihasilkan dari kebun milik koperasi itu, seperti Semangka, Manggis, Papaya, Pisang dan Nanas untuk keperluan layanan tamunya. “Kami ingin sebanyak mungkin menyerap produk lokal,” ujar Reza, seraya menjelaskan hotel yang dipimpinnya juga menyumbangkan kelengkapan kamar tidur, seperti sprei, handuk dan cara melayani tamu untuk home stay di Sesaot. “Kami juga menyiapkan paket wisata ke Sesaot.”
Adapun Koperasi Wisatani Sembalun mengelola berbagai paket wisata, terutama pendakian ke Gunung Rinjani. Selain itu juga menyediakan wisata bersepeda keliling lembah Rinjani di Sembalun, mengunjungi Rumah Adat Sembalun, main paralayang dan memetik buah strawberry di kebun seluas 10 hektar milik anggota koperasi.
Koperasi Wisatani Sembalun menaungi 40 anggota yang juga mengelola 22 home stay yang memiliki lebih 200 kamar. Selama dua tahun terakhir, Sembalun menjadi pemenang wisata halal bulan madu yang diselenggarakan di Dubai.
Sembalun juga menghasilkan komoditi pertanian, berupa cabe, kubis, strawberry dan lainnya, yang menjadi kebutuhan dapur restoran hotel. PT Bali Asli milik Richard Wendt yang didirikan sejak 1986 menghasilkan olahan selai, mentega, jelly, chutney (pasta buah), yang disuplai ke hotel dan restoran di Bali dan Lombok. “Rasa buah-buahan dari sini enak sekali. Hanya terkendala transportasi yang agak lama,” ucap Richard.
Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak hanya menyuguhkan pantai, barang belanjaan maupun aneka kuliner. Saat ini sudah bermunculan suguhan baru berupa desa wisata hijau.
Ada Desa Mas-Mas di Kecamatan Batu Kliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah; Desa Stanggor di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Ada pula di kawasan hutan Sesaot, Kabupaten Lombok Barat, dan Lembah Rinjani di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Kebun strawberry Di Sembalun Lombok |
“Desa wisata hijau merupakan potensi baru pariwisata di NTB, yang diprakarsai penduduk setempat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal kepada Tempo, Kamis sore, 15 Desember 2016.
Sejak Mei 2016 lalu Koperasi Sugih Engger mengembangkan desa wisata hijau di Sesaot. Sedangkan di Sembalun yang merupakan lembah Rinjani ada Koperasi Wisatani Sembalun yang berdiri sejak 2008. Komunitas petani mengelolanya selain yang berkaitan dengan masalah pertanian.
Mulai Rabu, 14 Desember 2016, dua koperasi itu dibina oleh lembaga non-pemerintah Jerman, Deustch Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH melalui program Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP).
Turut pula terlibat manajemen Hotel Santika yang membina Koperasi Sugih Engger. Adapun Koperasi Wisatani Sembalun mendapat pendampingan dari produsen olahan buah-buahan, PT Bali Asli di Pupuan, Bali. “Kami ingin mengembangkan nilai tambah, inklusifitas dan aspek keberlanjutan lingkungan dari usaha UMKM pariwisata di NTB,” ujar Principal Advisor SREGIP GIZ Jonas Naquib.
Ketua Koperasi Sugih Engger M Ishak mengatakan, selain memiliki usaha simpan pinjam dan pembibitan buah-buahan, koperasinya juga mengelola paket wisata bersepeda dan trekking mendatangi lokasi air terjun Semporonan di Dusun Gontoran atau Batu Santek di Dusun Pakuan maupun atraksi seni budaya.
Anggota Koperasi Sugih Engger juga memiliki 10 home stay. Selain itu sudah menghasilkan 31 jenis buah-buahan. Antara lain, manggis, rambutan, duku. Hasil penjualan Rp 1 miliar setiap musim tanam, yang berlangsung selama empat bulan.
Kepala Desa Sesaot Yuni Hari Seni, 36 tahun, mengatakan desanya memiliki potensi forest trekking melintas hutan kemasyarakatan, yang terdiri dari buah-buahan dan paket belajar olahan hasil hutan bukan kayu.
Wisatawan pun bisa menyusuri sungai Sesaot sembari menikmati beragam buah-buahan, seperti durian, rambutan dan manggis. “Paket wisata kami memiliki 44 titik lokasi sumber mata air,” ucap Yuni, ibu dari seorang anak itu.
Menurut General Manager Hotel Santika Mataram Reza Bovier, sejak setahun terakhir ini sudah memberikan kepedulian terhadap produk-produk lokal yang dihasilkan Koperasi Sugih Engger.
Hotel itu membeli buah-buahan yang dihasilkan dari kebun milik koperasi itu, seperti Semangka, Manggis, Papaya, Pisang dan Nanas untuk keperluan layanan tamunya. “Kami ingin sebanyak mungkin menyerap produk lokal,” ujar Reza, seraya menjelaskan hotel yang dipimpinnya juga menyumbangkan kelengkapan kamar tidur, seperti sprei, handuk dan cara melayani tamu untuk home stay di Sesaot. “Kami juga menyiapkan paket wisata ke Sesaot.”
Adapun Koperasi Wisatani Sembalun mengelola berbagai paket wisata, terutama pendakian ke Gunung Rinjani. Selain itu juga menyediakan wisata bersepeda keliling lembah Rinjani di Sembalun, mengunjungi Rumah Adat Sembalun, main paralayang dan memetik buah strawberry di kebun seluas 10 hektar milik anggota koperasi.
Koperasi Wisatani Sembalun menaungi 40 anggota yang juga mengelola 22 home stay yang memiliki lebih 200 kamar. Selama dua tahun terakhir, Sembalun menjadi pemenang wisata halal bulan madu yang diselenggarakan di Dubai.
Sembalun juga menghasilkan komoditi pertanian, berupa cabe, kubis, strawberry dan lainnya, yang menjadi kebutuhan dapur restoran hotel. PT Bali Asli milik Richard Wendt yang didirikan sejak 1986 menghasilkan olahan selai, mentega, jelly, chutney (pasta buah), yang disuplai ke hotel dan restoran di Bali dan Lombok. “Rasa buah-buahan dari sini enak sekali. Hanya terkendala transportasi yang agak lama,” ucap Richard.
BACA JUGA :
- Pemprov NTB Resmikan Calender of Event Lombok Sumbawa 22 Event Pariwisata Seru Ditahun 2017
- Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi Akan Menghentikan Pengiriman TKW
- Saat Asyik Selfie Pemuda Asal Lombok Tengah Meniggal Karena Jatuh Dari Air Terjun Benang Stokel
- Wanita Cantik Ini Bersihkan Sampah dan Vandalisme di Gunung Rinjani Lombok dengan Sukarela
Sekian INFO BERITA LOMBOK yang kami lansir dari tempo semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda.....
0 Response to "Desa Wisata Hijau dengan 31 Jenis Buah Ada Di Pulau Lombok"
Posting Komentar