Assalamualaikum.wr.wb...
Salam sejahtera rekan-rekan sekalian kali ini INFO BERITA PENDIDIKAN akan menyampaikan berita terkait Pol PP Wanita Mataram Dapat Tunjangan Alat Kecantikan, simak berita selengkapnya berikut ini.
Belajar Wirausaha dari Munawir Sazali Dari Gaji 15 Ribu, Menjadi Rp 150 Juta
Dari gaji Rp 15 ribu per hari, kini Munawir Sazali kini mengaku bisa mengantongi Rp 150 juta per bulannya. Dari buruh serabutan ia kini mampu membangun sejumlah usaha dari peternakan, ritail hingga pariwisata.
KINI, ia membangun penginapan dan rumah makan di kampung halamannya di Teratak di Batukliang Utara (BKU), Lombok Tengah. Selain itu, ia memiliki aset lahan dan bangunan termasuk di Kota Mataram. Ia juga, memiliki 15 kandang sapi, per kandangnya terdapat 10-15 ekor sapi.
Usaha lainnya yaitu, toko asesoris di Mall Mataram, toko tas dan sepatu di Cakranegara dan usaha wisata outbound di aliran sungai Desa Aik Berik. Dengan usaha tersebut ia menaksir rata-rata pendapatan per bulannya mencapai Rp 150 juta, ia pun mampu memberangkatkan umrah karyawannya secara bergiliran setiap tahunnya, sebanyak 50 orang.
Kesuksesan yang diperoleh pria kelahiran Dusun Selewat Desa Teratak 4 Juni 1984 itu, tidaklah datang dengan tiba-tiba. Tapi, membutuhkan perjuangan panjang dan kerja keras. Apalagi, ia adalah anak yatim, ayahanda tercintanya H Murtabah meninggal dunia, sejak ia masih duduk di bangku kelas III sekolah dasar (SD).
Munawir-panggilan kesehariannya-hidup seadanya bersama tiga saudaranya dan sang ibu Hj Kalsum. Kendati demikian, pendidikan tetap nomor satu. Begitu lulus dari MA Ponpes Yatofa Bodak tahun 2000 lalu, ia langsung berkelana di beberapa daerah di Indonesia.
Sebut saja, wilayah Sumatera, Jakarta, Batam, Bali, Kalimantan hingga Sulawesi. Untuk bertahan di rantauan ia melakoni berbagai pekerjaan. Bahkan, ia kerap menjadi buruh lepas dengan gaji Rp 15 ribu per hari, itu pun tidak tentu, terkadang malah kosong alias tidak ada sama sekali.
Kalau kondisinya seperti itu, maka ia pun terpaksa menunda sarapan, makan siang bahkan makan malam. Kendati demikian, ia tak patah arang. Alhasil dari perantauan ini hampir tak ada uang yang bisa dibawa pulang.
Ia kembali ke Lombok tahun 2006 lalu. Ia kemudian melamar pekerjaan di Yatofa, sebagai sopir truk pasir yayasan yang kini dipimpin TGH Fadli Fadil Tohir tersebut. Sambil bekerja, ia menyisihkan uangnya untuk kuliah ekonomi di salah satu perguruan tinggi swasta di Mataram.
Berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki ia berani membuka usaha. Usaha penggemukan sapi menjadi pilihannya. Dan benar saja, didinilah ladang keberuntungannya dibuka. Dari dua ekor sapi ia kini memiliki 15 kandang sapi dan usaha lainnya. Termasuk, usaha-usaha lain yang kini digeluti dan mulai dibangunnya.
“Semoga, cerita yang saya sampaikan ini menjadi inspirasi bagi para muda-mudi di luar sana. Jangan pernah putus asa untuk berusaha,” seru Munawir sembari menunjukkan bangunan lesehan dan homestay di Dusun Selewat Desa Teratak.
Kendati bukan lulusan sekolah pertanian, namun ditangan Munawir lahan pertaniannya mampu dikelola sedemikian rupa. Rencananya Ia akan membangun penginapan di atas lahan pertanian tersebut.
MASTER plan penginapan yang dibangun 25 kamar tersebut sudah siap, tinggal diwujudkan saja dalam waktu dekat ini. Konsep usaha dibidang pertaniannya cukup mengesankan. Ia tidak ingin, mengalih fungsikan lahan pertaniannya menjadi beton. Ia ingin lahan pertanian bertahan selamanya.
Tepat di depan rumah makan yang dibangun menggunakan bambu, kayu yang beratapkan ilalang tersebut, suami dari Riri itu sedang menanam sayur mayur, di luas lahannya mencapai 2 hektare (ha). Kedepan, ia ingin budidaya sayur mayur itu menjadi salah satu kebutuhan hotel di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika Resort di Desa Kuta, Pujut. “Kita harus bisa membaca peluang usaha,” ujarnya.
Bisnis yang satu itu, menurut Munawir hampir tidak pernah terbayangkan oleh masyarakat di desanya. Untuk itulah, melalui lahannya itu, ia ingin memberikan contoh kepada warganya, agar sekali-kali menanam sayur mayur. Bila perlu, menyiapkan sebagian lahannya masing-masing untuk budidaya ikan air tawar. “Memang saat ini tidak menghasilkan apa-apa, tapi tunggu saja kalau KEK Mandalika Resort rampung,” ujar pria yang menikah pada tahun 2011 lalu itu.
Sebagai wirausahawan, ia memastikan diri siap menjadi salah satu penyuplai sayur mayur dan ikan air tawar, untuk kebutuhan hotel di kawasan selatan Loteng. Termasuk, kebutuhan penginapannya yang akan dibangun di awal tahun 2017 mendatang. Bangunannya pun, tidak akan merusak lahan pertanian atau kolam ikannya.
Ia akan membangun penginapan sejenis rumah panggung, menggunakan kayu, bambu beratapkan ilalang. Lalu, dibawahnya terdapat lahan pertanian, kolam ikan. Untuk kebutuhan pupuk, ia tidak perlu pusing, karena ia menggunakan pupuk organik yang diambil dari 15 kandang sapinya. Begitu pula, pakan ternak dan pakan ikan.
“Saya sebenarnya bukan lulusan pertanian, peternakan atau pariwisata. Tapi, saya berusaha belajar dari pengalaman,” sarannya.
Yang tidak kalah pentingnya, tekan Munawir kunci segala kesuksesannya juga adalah, menghormati kedua orang tuanya. Khususnya, sang ibu. Untuk ibunya, ia tidak mau tawar menawar, apa pun perintah ibunya, selama untuk kebaikan, ia pasti melaksanakan. “Saya berhasil seperti ini, bukan karena diri saya. Tapi, ibu saya,” ujarnya sembari menundukkan kepala.
“Berkat doa ibulah, saya seperti ini. Selanjutnya, jangan lupa salat lima waktu,” saran alumni Ponpes Yatofa Bodak, Montong Terap tersebut.
KINI, ia membangun penginapan dan rumah makan di kampung halamannya di Teratak di Batukliang Utara (BKU), Lombok Tengah. Selain itu, ia memiliki aset lahan dan bangunan termasuk di Kota Mataram. Ia juga, memiliki 15 kandang sapi, per kandangnya terdapat 10-15 ekor sapi.
SUKSES: Inilah Munawir Sazali, pengusaha muda asal Lombok Tengah Dok.Lombokpost |
Usaha lainnya yaitu, toko asesoris di Mall Mataram, toko tas dan sepatu di Cakranegara dan usaha wisata outbound di aliran sungai Desa Aik Berik. Dengan usaha tersebut ia menaksir rata-rata pendapatan per bulannya mencapai Rp 150 juta, ia pun mampu memberangkatkan umrah karyawannya secara bergiliran setiap tahunnya, sebanyak 50 orang.
Kesuksesan yang diperoleh pria kelahiran Dusun Selewat Desa Teratak 4 Juni 1984 itu, tidaklah datang dengan tiba-tiba. Tapi, membutuhkan perjuangan panjang dan kerja keras. Apalagi, ia adalah anak yatim, ayahanda tercintanya H Murtabah meninggal dunia, sejak ia masih duduk di bangku kelas III sekolah dasar (SD).
Munawir-panggilan kesehariannya-hidup seadanya bersama tiga saudaranya dan sang ibu Hj Kalsum. Kendati demikian, pendidikan tetap nomor satu. Begitu lulus dari MA Ponpes Yatofa Bodak tahun 2000 lalu, ia langsung berkelana di beberapa daerah di Indonesia.
Sebut saja, wilayah Sumatera, Jakarta, Batam, Bali, Kalimantan hingga Sulawesi. Untuk bertahan di rantauan ia melakoni berbagai pekerjaan. Bahkan, ia kerap menjadi buruh lepas dengan gaji Rp 15 ribu per hari, itu pun tidak tentu, terkadang malah kosong alias tidak ada sama sekali.
Kalau kondisinya seperti itu, maka ia pun terpaksa menunda sarapan, makan siang bahkan makan malam. Kendati demikian, ia tak patah arang. Alhasil dari perantauan ini hampir tak ada uang yang bisa dibawa pulang.
Ia kembali ke Lombok tahun 2006 lalu. Ia kemudian melamar pekerjaan di Yatofa, sebagai sopir truk pasir yayasan yang kini dipimpin TGH Fadli Fadil Tohir tersebut. Sambil bekerja, ia menyisihkan uangnya untuk kuliah ekonomi di salah satu perguruan tinggi swasta di Mataram.
Berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki ia berani membuka usaha. Usaha penggemukan sapi menjadi pilihannya. Dan benar saja, didinilah ladang keberuntungannya dibuka. Dari dua ekor sapi ia kini memiliki 15 kandang sapi dan usaha lainnya. Termasuk, usaha-usaha lain yang kini digeluti dan mulai dibangunnya.
“Semoga, cerita yang saya sampaikan ini menjadi inspirasi bagi para muda-mudi di luar sana. Jangan pernah putus asa untuk berusaha,” seru Munawir sembari menunjukkan bangunan lesehan dan homestay di Dusun Selewat Desa Teratak.
Baca juga : Kisah Ahyar Rosidi Asal Ampenan Modal Rp 30 Juta, Kini Aset Sudah Rp 2 Miliar, Kunci Sukses Berbakti Orang Tua dan Salat Duha
Kunci Segala Kesuksesan Shalat 5 Waktu Dan Hormatilah Kedua Orang Tua
Kendati bukan lulusan sekolah pertanian, namun ditangan Munawir lahan pertaniannya mampu dikelola sedemikian rupa. Rencananya Ia akan membangun penginapan di atas lahan pertanian tersebut.
MASTER plan penginapan yang dibangun 25 kamar tersebut sudah siap, tinggal diwujudkan saja dalam waktu dekat ini. Konsep usaha dibidang pertaniannya cukup mengesankan. Ia tidak ingin, mengalih fungsikan lahan pertaniannya menjadi beton. Ia ingin lahan pertanian bertahan selamanya.
Tepat di depan rumah makan yang dibangun menggunakan bambu, kayu yang beratapkan ilalang tersebut, suami dari Riri itu sedang menanam sayur mayur, di luas lahannya mencapai 2 hektare (ha). Kedepan, ia ingin budidaya sayur mayur itu menjadi salah satu kebutuhan hotel di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika Resort di Desa Kuta, Pujut. “Kita harus bisa membaca peluang usaha,” ujarnya.
|
Sebagai wirausahawan, ia memastikan diri siap menjadi salah satu penyuplai sayur mayur dan ikan air tawar, untuk kebutuhan hotel di kawasan selatan Loteng. Termasuk, kebutuhan penginapannya yang akan dibangun di awal tahun 2017 mendatang. Bangunannya pun, tidak akan merusak lahan pertanian atau kolam ikannya.
Ia akan membangun penginapan sejenis rumah panggung, menggunakan kayu, bambu beratapkan ilalang. Lalu, dibawahnya terdapat lahan pertanian, kolam ikan. Untuk kebutuhan pupuk, ia tidak perlu pusing, karena ia menggunakan pupuk organik yang diambil dari 15 kandang sapinya. Begitu pula, pakan ternak dan pakan ikan.
“Saya sebenarnya bukan lulusan pertanian, peternakan atau pariwisata. Tapi, saya berusaha belajar dari pengalaman,” sarannya.
Yang tidak kalah pentingnya, tekan Munawir kunci segala kesuksesannya juga adalah, menghormati kedua orang tuanya. Khususnya, sang ibu. Untuk ibunya, ia tidak mau tawar menawar, apa pun perintah ibunya, selama untuk kebaikan, ia pasti melaksanakan. “Saya berhasil seperti ini, bukan karena diri saya. Tapi, ibu saya,” ujarnya sembari menundukkan kepala.
“Berkat doa ibulah, saya seperti ini. Selanjutnya, jangan lupa salat lima waktu,” saran alumni Ponpes Yatofa Bodak, Montong Terap tersebut.
BACA JUGA :
- Nurul Hasanah Pol PP Cantik yang Jadi Kader Posyandu Teladan
- Awas, Ada Razia! Operasi Zebra Dimulai Polres Lombok Barat Tilang 102 Pelanggar
- Hujan deras disertai angin kencang dan puting beliung kembali memakan korban Di Lombok Tengah
- Sejarah Asal-Usul Perang Topat Di Lingsar Lombok Barat
- Puluhan pasangan tertangkap tangan tengah indehoi di berbagai kamar hotel di Mataram
- Artis Lombok Angga Aldi Yunanda ‘Mermaid In Love’ Masuk Daftar Nominasi SCTV Awards
Sekian INFO BERITA LOMBOK yang kami lansir dari lombokpost semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda.....
0 Response to "Belajar Wirausaha dari Munawir Sazali Asal Lombok Tengah Dari Gaji 15 Ribu, Menjadi Rp 150 Juta Kunci Segala Kesuksesan Shalat 5 Waktu Dan Hormatilah Kedua Orang Tua"
Posting Komentar