Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram kembali dikepung sampah

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini  BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita terkait Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram kembali dikepung sampah, simak berita selengkapnya berikut ini.

Memalukan! Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram kembali dikepung sampah. Di sejumlah TPS, sampah meluber sampai ke badan jalan. Sementara di sungai, sampah berbagi tempat dengan air yang mengalir. Sungguh menyedihkan!
Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram kembali dikepung sampah
Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram kembali dikepung sampah

DASAN  Agung, tanah kelahiran Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh masih dipusingkan masalah sampah. Hampir setiap hari, wilayah padat penduduk ini dikepung sampah rumah tangga.

Ironinya, tak ada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah di sini. Sampah seluruh lingkungan di kelurahan tersebut di kumpulkan di beberapa titik yang telah disepakati. Sayangnya, pengangkutan yang dilakukan petugas Dinas Kebersihan Kota Mataram hanya dilakukan menggunakan satu armada. Sejak pukul  06.00 hingga 09.00 Wita.

“Itu membuat sampah tak mampu terangkut semua. Terlebih lagi di pasar, sampah juga menumpuk,” kata Hambali, Lurah Dasan Agung.

Pengangkutan ini dirasa masih kurang, sebab sampah rumah tangga dihasilkan secara terus menerus. Setelah pukul 09.00 Wita, warga kembali membuang sampah. Sampah pun kembali menumpuk. “Ada saja warga yang buang sampah setelah itu,” sambungnya.

Menyiasati hal ini, pihak kelurahan mulai menyediakan fasilitas penanganan sampah. Dasan Agung tidak memiliki lokasi TPS tetap, sehingga kelurahan mengambil inisiatif mobiling sampah.

Konsep ini telah dilakukan sejak dua tahun terakhir. Kelurahan memiliki petugas mobiling. Petugas ini akan berkeliling menjemput sampah sejak pagi hingga malam hari.

Wilayah operasi dimulai dari Jalan Merdeka menuju jalan Pengsong dan Jangkuk. Mereka akan menjemput sisa sampah yang tidak terangkut armada Dinas Kebersihan. Sampah sisa tersebut diangkut dan dibuang langsung menuju transfer depo di Lawata.

Hambali menambahkan, ia memiliki dua petugas mobiling sampah. Mereka dipekerjakan dengan menggunakan dana operasional kelurahan. Hal ini telah tercantum dalam anggaran kelurahan. “Kehadiran petugas ini sedikit mengurangi permasalahan sampah. Meski belum benar-benar tuntas,”  pungkasnya.

Tak Diangkut Sebulan

Sementara di pasar Kebon Roek, tumpukan sampah di pasar Kebon Roek, terus menggunung. Warga sekitar dan para pemilik ruko mengatakan, sampah-sampah itu sudah hampir satu bulan tidak pernah diangkut petugas kebersihan.

Dari pantauan Lombok Post, tumpukan bahkan sampai tiga gundukan, memanjang sepanjang jalan masuk ke belakang pasar Kebon Roek.

“Foto sudah pak, itu tidak pernah diangkut,” ketus seorang warga bernama Lusiana.

Akibat tumpukan yang banyak hingga membuat sampah organik membusuk, area sepanjang tempat itu dikepung bau busuk. Beberapa pemilik toko menceritakan, banyak warga yang enggan lewat di tempat itu hingga berdampak pada penjualan barang mereka.

“Sepi. Orang mana mau kemari, pada tutup hidung semua. Ruko-ruko jadi sepi, kita juga dibuat pusing oleh bau sampah,” timpal warga lain, dengan wajah masam.

Mereka mengaku sempat menyampaikan protes pada dinas terkait. Namun sampai saat ini, belum ada jawaban apalagi tindakan untuk mengangkut sampah yang semakin banyak volumenya itu.

Kepala Dinas Kebersihan Kota Mataram, Dedy Supriadi saat coba dihubungi melalui sambungan telpon, belum memberi tanggapan, terkait hal itu.

Wawali Kecewa

Sementara Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana, menyayangkan jika benar sampah sampai dibiarkan bertumpuk dan tak diangkut. Harusnya, Dinas Kebersihan, tidak malas mengurusi sampah meski keuangan daerah tengah pailit.

Anggaran oprasional pelayanan dasar memang tidak disentuh sama sekali. Baik yang ditangani Dinas Kebersihan, Pekerjaan Umum, Pendidikan dan Kesehatan. Artinya, penanganan sampah lanjut Mohan, harusnya masih bisa ditangani dengan pola lama secara rutin.

“(Meski ada penundaan DAU) tapi pelayanan dasar tetap harus berjalan. Tetapi harus ada inisiatif. Jangan sampai itu dijadikan alasan, sehingga penanganan sampah tertunda,” kata Mohan kecewa.

Mohan menyadari, beban petugas kebersihan dari hari ke hari semakin besar. Di satu sisi, memang fasilitas yang mereka miliki belum ada peningkatan. Ini jelas sangat mempengaruhi.

Ia juga mengaku belum tahu persis bagaimana penanganan sampah di pasar-pasar dengan volume sampah lebih besar dibanding tempat lain. Tapi, ia rasa penanganan masih bisa degan pola lama.

“Kan itu bisa diangkut, buang seperti biasa, jangan dibiarkan saja,” tandasnya.

Demikian BERITA LOMBOK terkait Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram kembali dikepung sampah semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...

0 Response to "Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram kembali dikepung sampah"

Posting Komentar

×