السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua
pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita terkait 871 Ribu Jiwa Krisis Air, Kekeringan Parah Melanda NTB Hingga Desember,
simak berita selengkapnya berikut ini.
Kekeringan parah tengah melanda NTB. Dari 10 kabupaten/kota di Bumi Gora, empat kabupaten telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan. Di antaranya Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Bima.
BUTUH AIR: Sejumlah warga saat menunggu bantuan air bersih di wilayah Kecamatan Jerowaru, belum lama ini. |
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB H Muhammad Rum menyebutkkan, kekeringan telah meluas hingga 81 kecamatan dari sembilan kabupaten. Melanda 352 desa dan berdampak pada hidup 871.178 jiwa yang krisis air bersih.
Untuk mengatasi kekeringan ini, BPBD NTB sudah melakukan beberapa langkah. Di antaranya melakukan cek lapangan di sembilan kabupaten. Termasuk menggelar aneka rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait. Antara lain BMKG, BPBD kabupaten/kota se-NTB, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) se-NTB, SKPD terkait, TNI dan Polri.
Kekeringan diperkirakan masih akan terjadi hingga awal akhir tahun. Musim penghujan sendiri di NTB diperkirakan baru akan terjadi awal November. Hujan diperkirakan memang akan mulai turun Oktober. Namun, intensitasnya belum terlalu kuat. Diperkirakan berkisar pada 51-150 mm per bulan. Sementara pada November sudah mencapai 51-200 mm per bulan dan terus meningkat pada Desember sekitar 100-300 mm per bulan.
Rum mengatakan, bencana kekeringan dianggap sebagai bencana laten sehingga penanganan harus permanen. Untuk jangka panjang dilakukan pembuatan sumur bor, pemasangan jaringan pipa air dan water treatmen. Sementara untuk jangka pendek akan dilakukan pendistribusian air ke daerah yang terkena kekeringan, seperti Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa Barat, Lombok Timur.
”Pendroping air dilakukan pada daerah yang tidak bisa diatasi dengan sistem pipa, sumur bor dan water treatmen,” ujarnya.
Selain itu, dia berharap dinas terkait seperti Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh), Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar melestarikan lingkungan.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB Wedha Magma Ardhi mengatakan, akibat kekeringan, sebanyak 10 bendungan di NTB sedang gawat. Dua di antaranya dalam kondisi kritis yakni Bendungan Pandanduri dan Bendungan Tiu Kulit Sumbawa. Air bendungan sudah tidak bisa dikeluarkan lagi. ”Jika dipaksakan lama-kelamaan akan merusak konstruksinya,” kata Ardhi.
Sepuluh bendungan itu, tiga di Lombok yakni Bendungan Batujai, Pengga dan Pandanduri. Sementara di Sumbawa yakni Bendungan Rababaka Complex, Bintang Bano, Mamak, Parado, Tiu Kulit, Gapit dan Bendungan Batu Bulan.
Dengan mengeringnya bendungan ini, kata Ardhi, jelas sektor pertanian terganggu. Sehingga para petani diminta menghindari tanaman dengan keperluan intensitas air yang besar.
- BACA JUGA : Kisah Manusia Katak yang Berenang dari Sumbawa ke Lombok
- BACA JUGA : Ini Dia Penyebab Kapal Boat di Gili Trawangan Meledak Dua turis tewas, 22 lainnya luka-luka
Berdasarkan informasi yang diterima dari BMKG, kondisi ini diprediksi akan terjadi hingga Desember mendatang. Terakhir, terhitungs emenjak awal September, peta NTB sudah cokelat tua, artinya sudah sangat kering.
Menurutnya, yang perlu dikhawatirkan saat ini tidak hanya kondisi cuaca yang sedang kemarau, tetapi juga perambahan hutan yang semakin parah. Hal ini memengaruhi penyimpanan air di hutan. ”Jadi sekarang sudah kering, kayunya dicuri terus,” katanya.
Untuk mengatasi kekeringan, air bendungan bisa saja dijadikan solusi dengan menjadikannya water treatment mengolah air bendungan menjadi air bersih. Tapi hal itu harus berdasarkan kebijakan dari gubernur dengan pertimbangan yang sangat matang. Misalnya jika situasi semakin mendesak untuk mengatasi persoalan kemanusiaan.
Tapi hal ini belum bisa dilakukan, sebab sertifikasi bendungan di NTB hanya diperuntukkan untuk irigasi pertanian. Jika ingin mengolah menjadi air bersih, maka harus mengajukan izin lagi melalui Dirjen Sumber Daya Alam, kemudian Balai Wilayah Sungai di sini memberikan rekomendasi teknis. ”Bisa kalau kita minta izin,” ujarnya.
SUMBER : http://www.lombokpost.net/
Demikian BERITA LOMBOK terkait 871 Ribu Jiwa Krisis Air, Kekeringan Parah Melanda NTB Hingga Desember semoga bermanfaat jangan
lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...
0 Response to "871 Ribu Jiwa Krisis Air, Kekeringan Parah Melanda NTB Hingga Desember"
Posting Komentar