السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita Ustad H Basirun, Mampu Mendidik Murid Hafal 30 Juz dalam Setahun, simak berita selengkapnya berikut ini.
Ustad Basyirun kian hari kian prihatin manakala menemukan sebagian umat Islam malas membaca Alquran. Banyak yang mengaku tak punya waktu untuk membacanya. Maka, dia memilih jalan hidup untuk terus menyerukan aksi gemar membaca Alquran. Dia ingin, membaca Alquran jadi gaya hidup setiap Muslim.
“JADIKANLAH membaca Alquran sebagai gaya hidup. Apabila sudah membacanya, pasti tidak mau berhenti,” begitu seruan Ustad H Basyirun.
Tiada henti dia melakukan hal tersebut. Di bayak kesempatan. Bahkan dalam dakwah-dakwah yang dilakukannya kata tampil di stasiun radio dan televisi milik pemerintah.
Telah lama, pria yang kini genap berusia 43 tahun tersebut risau. Dalam banyak interaksinya dengan masyarakat, dia menemukan betapa membaca Alquran bagi sebagian rang adalah hal yang langka.
Bukan karena tidak memiliki Alquran di rumah. “Kebanyakan mereka mengaku tidak punya waktu untuk membaca Alquran,” kata Ustad Basyirun menirukan alasan mereka tersebut.
Bagi, Basyirun, jawaban itu sungguh menyentak. Ia prihatin. Padahal menurutnya, ada empat hak Alquran pada diri manusia.
Hak pertama untuk dibaca. Artinya, Alquran jangan hanya disimpan di lemari ataupun di tempat penyimpanan lainnya.
Kedua hak Aluran untuk dipahami dan dihayati isi dan kandungan ayatnya. ”Alquran itu surat Allah kepada kita,” katanya. Surat dari Allah itu jumlahnya 114 surat. Sama halnya ketika mendapat surat dari siapapun harus pahami dulu isinya. Seperti itulah Alquran, apabila ingin membacanya sertailah dengan memahaminya.
Kemudian hak ketiga, hak untuk diamalkan. Artinya, apabila sudah dihayati dan dipahami, maka isi dan kandungan Alquran perlu diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Kemudian hak yang terakhir, Alquran merupakan pedoman yang komprehensif dan universal. Apapun ada di dalamnya.
”Insya Allah jika itu dipahami, sesibuk apapun hati kita akan merasa bersalah, apabila sekian jam tak membeca Alquran. Lebih-lebih di bulan Ramadan Alquran kita dekatkan,” ajaknya.
Berangkat dari rasa risau dan prihatin yang membelitnya, Ustad Basyirun mulai memutar otak. Mimpinya hanya satu. Bagaimana agar Alquran dicintai umat, dibaca lalu diamalkan.
Maka diapun berkeliling berdakwah. Menyerukan kepada umat untuk mencintai Alquran melebih dari rasa cinta kepada apapun. Ustad Basyirun meyakini, jika sudah berlama-lama dengan Alquran, akan terasa rugi apabila tidak membacanya satu hari saja. Apalagi sampai hitungan minggu atau bahkan berbulan-bulan.
”Alquran adalah gaya hidup yang mulia,” pesannya. Sebuah pesan yang menyimpan makna teramat dalam.
Selain berkeliling memberi ceramah di masjid-masjid dan musala, dakwah Ustad Basyirun juga memanfaatkan media televisi dan radio milik pemerintah. Secara rutin dia tampil di lembaga penyiaran publik seperti RRI dan TVRI.
Isi dakwah yang berkualitas dengan pesan-pesan dakwah Islami yang praktis dan umum diterapkan pada kehidupan sehari-hari menjadi ciri khas seruan dakwahnya. Dan hal itu sudah dilakukan semenjak 2008 silam.
Menurutnya, ceramah bukan bermain retorika, atau supaya dikenal bisa berbicara di depan orang banyak. ”Ceramah itu merupakan kepedualian terhadap umat,” ucapnya.
Rasa tanggung jawab dan peduli merupakan alasan dirinya memutuskan menjadi penceramah semenjak lulus Ponpes Al-Isslahuddiny pada tahun 1997. Kendati tidak memiliki background penceramah dari keluarga, namun karena rasa peduli terhadap umat ia akhirnya memutuskan berjuang menyebarluaskan dan memeberikan pencerahan kepada masyarakat tetang keutamaan membaca dan memperlajari Alquran.
Hal lain yang juga membuat risau Ustad Basyirun adalah masih tingginya buta aksara Alquran. Pria yang juga hafiz ini mengetahui betapa rendahnya multitafsir membaca, menghapal dan miskinnya penghayatan ayat-ayat. Terutama di kalangan anak-anak muda.
Itu sebabnya, di kampung halamannya di Dusun Ombe, Desa Ombe Baru, Kecamatan Kediri, pria bercakamata ini mendirikan halakah (majlis) Tahfizul Quran Raudatul Jannah. Di sana yang belajar khusus anak-anak muda.
Tak banyak orang yang dia didik di sana. Sebab, target didikannya memang tidak main-main. Yakni, mereka yang lulus di halakah ini, adalah orang-orang yang telah hafal 30 juz Alquran. Dan itu harus dilakukan hanya dalam waktu setahun.
“Sekarang ada 10 tahfiz yang sedang menimba ilmu di sini,” kata Bayirun. Para muridnya didik dan diberi pemahaman untuk benar-benar mencintai Alquran. Dan itulah yang menjadikan mereka bisa hafal 30 juz dalam waktu setahun.
Tentu saja, tak mudah membimbing para generasi muda untuk mencintai Alquran. Apalagi mengingat gaya hidup kebanyakan orang kala ini. Dan Ustad Bayisrun sangat menyadari hal ini. Kuncinya kata dia, adalah niat sabar untuk tiada henti mengajak mereka agar mencintai Alquran lebih dari apapun.
Hidup Tak Jauh dari Alquran
Semenjak muda, hidup Ustad Basyirun boleh bilang teramat dekat dengan Alquran. Dia adalah seorang penghafal Alquran atau hafiz. Dia menjadi contoh nyata, betapa hidup sangat dimudahkan lantaran menghafal Alquran.
Baginya, Alquran bukanlah sebuah bacaan semata. Tapi sesuatu yang harus dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Siapa saja yang mengamalkan Alquran maka Allah akan melapangkan hidupnya dan Allah akan mengangkat derajatnya. “Itu janji Allah,” tandas dia.
Sebagai hafiz, Ustad H Basyirun juga dikenal sebagai salah satu hafiz terbaik Bumi Gora. Dia pernah menjadi wakil NTB di arena MTQ dan STQ tingkat nasional. Alumnus Ponpes Al-Islahuddiny Kediri ini lima kali merasakan panggung MTQ tingkat nasional. Yakni tahun 1994, 1996, 1997, 2000, dan 2001.
Berkat kemampuannya tahfiznya, dia pun berhasil mendapatkan beasiswa S2 Sains Alquran di salah satu perguruan tinggi di Wonosobo Jawa Tengah.
Ia juga seorang qori. Suaranya yang merdu saat melantunkan ayat suci Alquran menjadi ciri khasnya dalam berdakwah. Dan di tengah kesibukannya itu, Ustad Basyirun tetap menjalankan tugas utamanya mengabdi di almamaternya sebagai pengajar di MA Al-Islahuddiny, Kediri. Ia juga menjadi pembina dan dewan hakim MTQ Lombok Barat dan Lombok Tengah.
Sekian BERITA LOMBOK yang kami lansir dari lombokpost semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...
Ustad Basyirun kian hari kian prihatin manakala menemukan sebagian umat Islam malas membaca Alquran. Banyak yang mengaku tak punya waktu untuk membacanya. Maka, dia memilih jalan hidup untuk terus menyerukan aksi gemar membaca Alquran. Dia ingin, membaca Alquran jadi gaya hidup setiap Muslim.
H Basirun |
Tiada henti dia melakukan hal tersebut. Di bayak kesempatan. Bahkan dalam dakwah-dakwah yang dilakukannya kata tampil di stasiun radio dan televisi milik pemerintah.
Telah lama, pria yang kini genap berusia 43 tahun tersebut risau. Dalam banyak interaksinya dengan masyarakat, dia menemukan betapa membaca Alquran bagi sebagian rang adalah hal yang langka.
Bukan karena tidak memiliki Alquran di rumah. “Kebanyakan mereka mengaku tidak punya waktu untuk membaca Alquran,” kata Ustad Basyirun menirukan alasan mereka tersebut.
Bagi, Basyirun, jawaban itu sungguh menyentak. Ia prihatin. Padahal menurutnya, ada empat hak Alquran pada diri manusia.
Hak pertama untuk dibaca. Artinya, Alquran jangan hanya disimpan di lemari ataupun di tempat penyimpanan lainnya.
Kedua hak Aluran untuk dipahami dan dihayati isi dan kandungan ayatnya. ”Alquran itu surat Allah kepada kita,” katanya. Surat dari Allah itu jumlahnya 114 surat. Sama halnya ketika mendapat surat dari siapapun harus pahami dulu isinya. Seperti itulah Alquran, apabila ingin membacanya sertailah dengan memahaminya.
Kemudian hak ketiga, hak untuk diamalkan. Artinya, apabila sudah dihayati dan dipahami, maka isi dan kandungan Alquran perlu diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Kemudian hak yang terakhir, Alquran merupakan pedoman yang komprehensif dan universal. Apapun ada di dalamnya.
”Insya Allah jika itu dipahami, sesibuk apapun hati kita akan merasa bersalah, apabila sekian jam tak membeca Alquran. Lebih-lebih di bulan Ramadan Alquran kita dekatkan,” ajaknya.
Berangkat dari rasa risau dan prihatin yang membelitnya, Ustad Basyirun mulai memutar otak. Mimpinya hanya satu. Bagaimana agar Alquran dicintai umat, dibaca lalu diamalkan.
Maka diapun berkeliling berdakwah. Menyerukan kepada umat untuk mencintai Alquran melebih dari rasa cinta kepada apapun. Ustad Basyirun meyakini, jika sudah berlama-lama dengan Alquran, akan terasa rugi apabila tidak membacanya satu hari saja. Apalagi sampai hitungan minggu atau bahkan berbulan-bulan.
”Alquran adalah gaya hidup yang mulia,” pesannya. Sebuah pesan yang menyimpan makna teramat dalam.
Selain berkeliling memberi ceramah di masjid-masjid dan musala, dakwah Ustad Basyirun juga memanfaatkan media televisi dan radio milik pemerintah. Secara rutin dia tampil di lembaga penyiaran publik seperti RRI dan TVRI.
Isi dakwah yang berkualitas dengan pesan-pesan dakwah Islami yang praktis dan umum diterapkan pada kehidupan sehari-hari menjadi ciri khas seruan dakwahnya. Dan hal itu sudah dilakukan semenjak 2008 silam.
Menurutnya, ceramah bukan bermain retorika, atau supaya dikenal bisa berbicara di depan orang banyak. ”Ceramah itu merupakan kepedualian terhadap umat,” ucapnya.
Rasa tanggung jawab dan peduli merupakan alasan dirinya memutuskan menjadi penceramah semenjak lulus Ponpes Al-Isslahuddiny pada tahun 1997. Kendati tidak memiliki background penceramah dari keluarga, namun karena rasa peduli terhadap umat ia akhirnya memutuskan berjuang menyebarluaskan dan memeberikan pencerahan kepada masyarakat tetang keutamaan membaca dan memperlajari Alquran.
Hal lain yang juga membuat risau Ustad Basyirun adalah masih tingginya buta aksara Alquran. Pria yang juga hafiz ini mengetahui betapa rendahnya multitafsir membaca, menghapal dan miskinnya penghayatan ayat-ayat. Terutama di kalangan anak-anak muda.
Itu sebabnya, di kampung halamannya di Dusun Ombe, Desa Ombe Baru, Kecamatan Kediri, pria bercakamata ini mendirikan halakah (majlis) Tahfizul Quran Raudatul Jannah. Di sana yang belajar khusus anak-anak muda.
Tak banyak orang yang dia didik di sana. Sebab, target didikannya memang tidak main-main. Yakni, mereka yang lulus di halakah ini, adalah orang-orang yang telah hafal 30 juz Alquran. Dan itu harus dilakukan hanya dalam waktu setahun.
“Sekarang ada 10 tahfiz yang sedang menimba ilmu di sini,” kata Bayirun. Para muridnya didik dan diberi pemahaman untuk benar-benar mencintai Alquran. Dan itulah yang menjadikan mereka bisa hafal 30 juz dalam waktu setahun.
Tentu saja, tak mudah membimbing para generasi muda untuk mencintai Alquran. Apalagi mengingat gaya hidup kebanyakan orang kala ini. Dan Ustad Bayisrun sangat menyadari hal ini. Kuncinya kata dia, adalah niat sabar untuk tiada henti mengajak mereka agar mencintai Alquran lebih dari apapun.
Hidup Tak Jauh dari Alquran
Semenjak muda, hidup Ustad Basyirun boleh bilang teramat dekat dengan Alquran. Dia adalah seorang penghafal Alquran atau hafiz. Dia menjadi contoh nyata, betapa hidup sangat dimudahkan lantaran menghafal Alquran.
Baginya, Alquran bukanlah sebuah bacaan semata. Tapi sesuatu yang harus dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Siapa saja yang mengamalkan Alquran maka Allah akan melapangkan hidupnya dan Allah akan mengangkat derajatnya. “Itu janji Allah,” tandas dia.
Sebagai hafiz, Ustad H Basyirun juga dikenal sebagai salah satu hafiz terbaik Bumi Gora. Dia pernah menjadi wakil NTB di arena MTQ dan STQ tingkat nasional. Alumnus Ponpes Al-Islahuddiny Kediri ini lima kali merasakan panggung MTQ tingkat nasional. Yakni tahun 1994, 1996, 1997, 2000, dan 2001.
Berkat kemampuannya tahfiznya, dia pun berhasil mendapatkan beasiswa S2 Sains Alquran di salah satu perguruan tinggi di Wonosobo Jawa Tengah.
Ia juga seorang qori. Suaranya yang merdu saat melantunkan ayat suci Alquran menjadi ciri khasnya dalam berdakwah. Dan di tengah kesibukannya itu, Ustad Basyirun tetap menjalankan tugas utamanya mengabdi di almamaternya sebagai pengajar di MA Al-Islahuddiny, Kediri. Ia juga menjadi pembina dan dewan hakim MTQ Lombok Barat dan Lombok Tengah.
BACA JUGA:
- Sejarah Masjid Kuno Bayan, Petunjuk Masuknya Islam di Lombok
- Pameran Benda Peninggalan Rasulullah dan Para Sahabat di IC NTB
- Kisah TKW Asal Lombok Barat Terdampar di Indramayu Usai Dideportasi dari Abu Dhabi
- Pengendara Sepeda Motor Asal Lombok Tengah Meninggal Gara-gara Tersangkut Benang Layangan Lalu Ditabrak Truk
- Ternyata Pemilik Nama Azan Magrib Lahir di Lombok
Sekian BERITA LOMBOK yang kami lansir dari lombokpost semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...
0 Response to "Ustad H Basirun, Mampu Mendidik Murid Hafal 30 Juz dalam Setahun"
Posting Komentar