السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita Kronologi Detik-detik Perampokan Sadis di Jerowaru Lombok Timur, simak berita selengkapnya berikut ini.
Perampok yang berjumlah sekitar 25 orang mendatangi pos ronda di depan rumah korban. Tiga warga yang sedang berjaga dilempari batu oleh kawanan perampok tersebut. Warga kemudian melarikan diri.
Para perampok kemudian masuk ke rumah korban yang diketahui bernama Amaq Jon (40). Perampok langsung mengobrak-abrik isi rumah dan menghancurkan semua perabotan di dalam.
Amaq Jon yang melihat kejadian tersebut tidak luput dari aksi brutal para perampok. Dia ditebas dengan parang pada bagian perutnya, mengakibatkan usus perutnya keluar. Dia tewas seketika itu juga.
Tidak puas membunuh Amaq Jon, kawanan perampok menganiaya istri korban. Dia memukul istri korban menggunakan tabung gas 3 kg. Bahkan pembunuhan dan penganiayaan sadis tersebut dilakukan di depan dua buah hati korban yang masih kecil.
Saat perampok pergi, warga berdatangan ke rumah korban. Keduannya dibawa ke puskesmas terdekat. Sementara jenazah Amaq Jon dibawa ke RSUD Selong untuk dilakukan otopsi.
Kasubag Humas Polres Lotim, AKP I Made Tista yang dihubungi mengatakan kasus tersebut telah ditangani Polsek Jerowaru, hingga kini polisi masih memburu kawanan perampok kejam tersebut.
“Iya, kasus tersebut sudah didalami Polsek Jerowaru, dan saat ini anggota Polsek dengan dibantu anggota Koramil tengah melakukan pengejaran pada para pelaku,” ujarnya.
Korban diperkirakan mengalami kerugian materil sebesar Rp 130 juta. Sementara polisi juga masih mengembangkan motif lain dari kasus tersebut.
Anak korban yang melihat langsung kejadian tersebut, saat ini mengalami trauma hebat. Dia tidak menyangka ayahnya dibunuh di depan matanya dan dilakukan di bulan puasa.
sumber : kicknews
Tak pernah disangka oleh keluarga malam itu akan menjadi malam terakhir mereka bersama Amaq Jon. Wati atau Inaq Jon mengaku sangat bersyukur kembali dipertemukan dengan Bulan Puasa dalam kondisi keluarga yang utuh. Terlebih ia bersama suaminya Lalu Huriadi alias Amaq Jon baru menjual jagung hasil panen. Sehingga, mereka tak kebingungan untuk biaya selama bulan puasa.
Namun, kebaahagiaan itu hanya bertahan selama tiga hari. Pasalnya di hari keempat Ramadan kejadian yang tak terlupakan itu menimpa mereka. Ini pula yang membuat Inaq Jon sampai saat ini belum bisa sadarkan diri. Wati hanya terlihat tidur tak bisa berbicara banyak. Ia nampaknya trauma belum bisa melupakan peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.
Suaminya, Amaq Jon tewas dianiaya kawanan perampok yang diperkirakaan berjumlah sekitar 25 orang di depan matanya sendiri. Sementara di keningnya masih jelas terlihat sisa luka lebam akibat dihantam tabung gas elpiji 3 kilogram.
Sementara Lalu Jontra Polta, 13 tahun, anak pertamanya terlihat lebih tegar. Ia berupaya menjawab semua pertanyaan yang diajukan petugas penyidik dari Satreskrim Polres Lotim kemarin (1/6). Menurutnya saat peristiwa mencekam itu terjadi ia tengah terlelap. Namun seketika teriakan ibu dan kegaduhan yang terjadi di depan rumah membuatnya terbangun.
Iapun keluar dari kamarnya. Seketika itulah kengerian itu jelas ia saksikan. Bagaimana sang ayah berupaya melawan kawanan perampok yang menyatroni rumahnya. “Saya lihat ayah saya mesiat (bertarung, Red) dari kejauhan. Tapi dia suruh saya jaga adik saya,” aku Jon.
Mendengar perintah ayahnya, Jon pun lantas mencari adiknya Baiq Putri Purnama Sari yang baru duduk di bangku kelas 4 SD. Jon lekas memeluk adiknya kemudian bersembunyi dalam lemari ketakutan. Setelah beberapa menit bersembunyi, Jon merasa tiba-tiba saja situasi sepi. Tidak ada lagi suara ribut perkelahian atau suara kaca jendela pecah yang semula banyak ia dengar.
Jon bersama adiknya lalu keluar. Namun apa yang ia lihat berikunya tak terbayangkan. Kedua orang tuanya tergeletak dalam kondisi tragis. Tubuh ayahnya sudah tidak utuh lagi dengan darah berceceran di lantai. Sementara ibunya pingsan berlumuran darah di bagian kepala.
“Saya lihat ayah saya sudah tidak bernyawa,” beber bocah 13 tahun tersebut meneteskan air mata tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
Waktu berlalu begitu cepat bagi kedua bocah ini. Sambil memeluk adiknya sejumlah warga desa mulai ramai mendatangi rumah mereka. Sayang, kawanan pencuri tersebut sudah kabur melarikan diri beserta uang 130 juta hasil penjualan panen jagung orang tuanya.
Dengan kondisi ini, Kapolres Lotim AKBP Wingky Adithyo Kusumo mengaku telah mengerahkan tim untuk mencari para pelaku. Saat ini tim menurutnya masih memeriksa keterangan dari para saksi. Sejumlah anggota masih di lapangan untuk menelusuri jejak para pelaku. “Kami juga dapat back up dari Ditreskrimum Polda NTB. Ini mendapat atensi langsung dari pak direktur sehingga kami sudah membentuk tim dari Polda NTB dan Polres Lotim,” akunya.
Wingky sangat menyayangkan kejadian ini. Karena pihaknya baik di Polres maupun Polsek Jerowary menurutnya sudah melakukan upaya preventif sejak sebulan lalu. Mengantisipasi asi pencurian paska panen para petani Lotim di wilayah Lotim bagian selatan.
Sementara Kasatreskrim Polres Lotim AKP Antonius Faebuadodo Gea yang ditemui di lokasi kejadian kemarin (2/6) mengaku saat ini pihaknya masih dalam proses lidik. Kejadian curas diakuinya memang kerap terjadi di wilayah Lotim bagian selatan. “Kasusnya ini kita sedang lidik, kita masih periksa keterangan saksi,” ujarnya.
Terkait jumlah kasus Curas yang terjadi di Lotim, Antonius mengungkapkan selama awal Januari jumlahnya memang tidak menca pai puluhan. Namun ia berjanji kasus seperti ini akan tetap menjadi atensi dari pihak Polres Lotim. Baik dalam upaya preventif maupun menindak para pelaku.
sumber : lombokpost
Sekian BERITA LOMBOK yang kami lansir semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...
25 Perampok Sadis Bunuh Warga di Jerowaru Lombok Timur
Di bulan puasa ini aksi kriminalitas masih terus terjadi. Seorang warga di Dusun Telone, Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur (Lotim) dibunuh puluhan perampok bersenjata. Kejadian sadis ini terjadi sekitar pukul 01.30 Wita dini hari tadi, Selasa (30/5).Korban perampokan sadis di Lombok Timur (Foto: Ist) |
Para perampok kemudian masuk ke rumah korban yang diketahui bernama Amaq Jon (40). Perampok langsung mengobrak-abrik isi rumah dan menghancurkan semua perabotan di dalam.
Amaq Jon yang melihat kejadian tersebut tidak luput dari aksi brutal para perampok. Dia ditebas dengan parang pada bagian perutnya, mengakibatkan usus perutnya keluar. Dia tewas seketika itu juga.
Tidak puas membunuh Amaq Jon, kawanan perampok menganiaya istri korban. Dia memukul istri korban menggunakan tabung gas 3 kg. Bahkan pembunuhan dan penganiayaan sadis tersebut dilakukan di depan dua buah hati korban yang masih kecil.
Saat perampok pergi, warga berdatangan ke rumah korban. Keduannya dibawa ke puskesmas terdekat. Sementara jenazah Amaq Jon dibawa ke RSUD Selong untuk dilakukan otopsi.
Kasubag Humas Polres Lotim, AKP I Made Tista yang dihubungi mengatakan kasus tersebut telah ditangani Polsek Jerowaru, hingga kini polisi masih memburu kawanan perampok kejam tersebut.
“Iya, kasus tersebut sudah didalami Polsek Jerowaru, dan saat ini anggota Polsek dengan dibantu anggota Koramil tengah melakukan pengejaran pada para pelaku,” ujarnya.
Korban diperkirakan mengalami kerugian materil sebesar Rp 130 juta. Sementara polisi juga masih mengembangkan motif lain dari kasus tersebut.
Anak korban yang melihat langsung kejadian tersebut, saat ini mengalami trauma hebat. Dia tidak menyangka ayahnya dibunuh di depan matanya dan dilakukan di bulan puasa.
sumber : kicknews
Detik-detik Perampokan Sadis di Jerowaru : Ayah Lawan Rampok, Jon Selamatkan Adik di Lemari
Kasus pencurian yang menewaskan Lalu Huriadi alias Amaq Jon di Dusun Telone Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaro menyisakan duka mendalam. Kejadian tersebut tak bisa dilupakan oleh keluarga Amaq Jon. Berikut laporannya.Ilustrasi Pembunuhan (http://www.radarmadura.jawapos.com) |
Namun, kebaahagiaan itu hanya bertahan selama tiga hari. Pasalnya di hari keempat Ramadan kejadian yang tak terlupakan itu menimpa mereka. Ini pula yang membuat Inaq Jon sampai saat ini belum bisa sadarkan diri. Wati hanya terlihat tidur tak bisa berbicara banyak. Ia nampaknya trauma belum bisa melupakan peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.
Suaminya, Amaq Jon tewas dianiaya kawanan perampok yang diperkirakaan berjumlah sekitar 25 orang di depan matanya sendiri. Sementara di keningnya masih jelas terlihat sisa luka lebam akibat dihantam tabung gas elpiji 3 kilogram.
Sementara Lalu Jontra Polta, 13 tahun, anak pertamanya terlihat lebih tegar. Ia berupaya menjawab semua pertanyaan yang diajukan petugas penyidik dari Satreskrim Polres Lotim kemarin (1/6). Menurutnya saat peristiwa mencekam itu terjadi ia tengah terlelap. Namun seketika teriakan ibu dan kegaduhan yang terjadi di depan rumah membuatnya terbangun.
Iapun keluar dari kamarnya. Seketika itulah kengerian itu jelas ia saksikan. Bagaimana sang ayah berupaya melawan kawanan perampok yang menyatroni rumahnya. “Saya lihat ayah saya mesiat (bertarung, Red) dari kejauhan. Tapi dia suruh saya jaga adik saya,” aku Jon.
Mendengar perintah ayahnya, Jon pun lantas mencari adiknya Baiq Putri Purnama Sari yang baru duduk di bangku kelas 4 SD. Jon lekas memeluk adiknya kemudian bersembunyi dalam lemari ketakutan. Setelah beberapa menit bersembunyi, Jon merasa tiba-tiba saja situasi sepi. Tidak ada lagi suara ribut perkelahian atau suara kaca jendela pecah yang semula banyak ia dengar.
Jon bersama adiknya lalu keluar. Namun apa yang ia lihat berikunya tak terbayangkan. Kedua orang tuanya tergeletak dalam kondisi tragis. Tubuh ayahnya sudah tidak utuh lagi dengan darah berceceran di lantai. Sementara ibunya pingsan berlumuran darah di bagian kepala.
“Saya lihat ayah saya sudah tidak bernyawa,” beber bocah 13 tahun tersebut meneteskan air mata tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
Waktu berlalu begitu cepat bagi kedua bocah ini. Sambil memeluk adiknya sejumlah warga desa mulai ramai mendatangi rumah mereka. Sayang, kawanan pencuri tersebut sudah kabur melarikan diri beserta uang 130 juta hasil penjualan panen jagung orang tuanya.
Dengan kondisi ini, Kapolres Lotim AKBP Wingky Adithyo Kusumo mengaku telah mengerahkan tim untuk mencari para pelaku. Saat ini tim menurutnya masih memeriksa keterangan dari para saksi. Sejumlah anggota masih di lapangan untuk menelusuri jejak para pelaku. “Kami juga dapat back up dari Ditreskrimum Polda NTB. Ini mendapat atensi langsung dari pak direktur sehingga kami sudah membentuk tim dari Polda NTB dan Polres Lotim,” akunya.
Wingky sangat menyayangkan kejadian ini. Karena pihaknya baik di Polres maupun Polsek Jerowary menurutnya sudah melakukan upaya preventif sejak sebulan lalu. Mengantisipasi asi pencurian paska panen para petani Lotim di wilayah Lotim bagian selatan.
Sementara Kasatreskrim Polres Lotim AKP Antonius Faebuadodo Gea yang ditemui di lokasi kejadian kemarin (2/6) mengaku saat ini pihaknya masih dalam proses lidik. Kejadian curas diakuinya memang kerap terjadi di wilayah Lotim bagian selatan. “Kasusnya ini kita sedang lidik, kita masih periksa keterangan saksi,” ujarnya.
Terkait jumlah kasus Curas yang terjadi di Lotim, Antonius mengungkapkan selama awal Januari jumlahnya memang tidak menca pai puluhan. Namun ia berjanji kasus seperti ini akan tetap menjadi atensi dari pihak Polres Lotim. Baik dalam upaya preventif maupun menindak para pelaku.
sumber : lombokpost
BACA JUGA:
- Ustad H Basirun, Mampu Mendidik Murid Hafal 30 Juz dalam Setahun
- Sejarah Masjid Kuno Bayan, Petunjuk Masuknya Islam di Lombok
- Pameran Benda Peninggalan Rasulullah dan Para Sahabat di IC NTB
- Kisah TKW Asal Lombok Barat Terdampar di Indramayu Usai Dideportasi dari Abu Dhabi
- Pengendara Sepeda Motor Asal Lombok Tengah Meninggal Gara-gara Tersangkut Benang Layangan Lalu Ditabrak Truk
Sekian BERITA LOMBOK yang kami lansir semoga bermanfaat jangan lupa LIKE FANS PAGE dan silahkan di SHARE Terima kasih atas kunjungan anda...
0 Response to "Kronologi Detik-detik Perampokan Sadis di Jerowaru Lombok Timur"
Posting Komentar