السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SALAM SEJAHTERA untuk kita semua pembaca sekalian kali ini BERITA LOMBOK akan menyampaikan berita Kisah Empu Gandi, Pembuat Keris Asal Apit Aik, Lombok Timur, simak berita selengkapnya berikut ini.
Terkesan tak dihargai di tanah sendiri, justru bakat membuat keris Empu Gandi yang telah ia wariskan kepada putranya diminati Kerajaan Brunei Darussalam. Berikut ceritanya.
Muhammad Nurpawadi duduk di samping orang tuanya Amaq Gandi. Ia berusaha menjelaskan semua hal yang hendak disampaikan Amaq Gandi ketika diwawancara oleh wartawan Koran ini. Tak hanya itu, anak kedua dari Mursalim atau adik dari Gandi ini ternyata mewarisi bakat sang ayah membuat keris.
“Kalau ayah saya memang sudah sejak kecil jadi pandai besi. Tapi dia mulai membuat kerisnya sejak kakek saya meninggal,” tutur Nurpawandi.
Nurpawandi sendiri mulai tertarik untuk membuat keris mengikuti jejak ayahnya ketika di awal tahun 2000-an ia melihat prospek pembuatan keris cukup menjanjikan. Dimana, saat itu sejumlah keris yang dibuat ayahnya, ia sendiri yang membantu memasarkan.
Kebanyakan keris buatan Empu Gandi di kirimi ke Bali. Setiap bulan, puluhan keris dikirim Nurpawandi ke Bali dengan omset puluhan juta rupiah. Mengingat, saat itu sebelum aksi Bom Bali permintaan keris asli Lombok buatan Amaq gandi ini cukup tinggi.
Sehingga, saat itulah Nurpawandi mengaku mulai tertarik untuk membuat keris mengikuti jejak sang ayah. Ia belajar membuat keris tak hanya teknik namun lengkap dengan ritualnya juga. Ia diajak oleh ayahnya mencari bijih besi di berbagai tempat gunung yang ada di wilayah Lombok.
Ia juga diajarkan bagaimana harus melaksanakan puasa putih hingga teknik membuat berbagai motif keris. “Semakin banyak lipatan biji (besi) keris semakin bagus. Ada beberapa jenis keris yang saya pelajari buat seperti keris Cerita Sempana, kalau orang Bali bilang Sinong Robiong,” bebernya.
Keris jenis ini diyakini oleh para pembelinya mampu menolak bala dan segala ilmu hitam. Motifnya dibuat sedemikian rupa dengan corak tertentu. Sehingga, jangan heran kala pembuatannya bisa memakan waktu berbulan-bulan. “Ini dibuat tiga bulan lebih,” cetus Nurpawandi.
Tak hanya itu, keris-keris ini juga ternyata diminati berbagai orang dari luar negeri. Mulai dari Malaysia hingga Singapura. Beberapa bulan lalu, Nurpawandi mengaku mengirim keris buatan ayahnya sebanyak empat buah ke Australia dengan harga Rp 1,2 juta. Para pembeli mengaku tertarik membeli keris ini karena melihat motif dan corak yang dibilang Amaq Gandi sebagai keris Lombok Cerita Sempana.
Tak hanya itu, pihak kerajaan Brunei Darussalam adalah orang yang dikatakan Nurpawandi dan Amaq Gandi yang paling tertarik dengan keris buatan mereka. “Kebetulan saya dulu pernah menjadi TKI di Brunei. Saya pernah kasih mereka melihat keris yang saya buat, ternyata mereka tertarik,” tuturnya.
Tak tanggung-tanggung, Nurpoawandi pun langsung dihubungi oleh pihak kerajaan dan ditawarkan untuk menjadi pandai besi pembuat keris kerajaan. Sayang, ketika meminta izin orang tuanya, ia tidak diperbolehkan. “Saya tidak kasih karena saya tidak ingin warisan turun temurun pusaka Lombok diambil orang Brunei,” jelas Amaq Gandi.
Sehingga, niat Nurpawandi menjadi empu keris Kerajaan pun gagal terwujud. Seiring ia pulang dari negeri rantauan. Saat ini, permintaan keris buatan Amaq gandi memang sepi. Salah satu penyebabnya karena tersiar isu bahwa keris yang ia jual adalah buatan orang dari Pulau Jawa. “Mereka tidak pernah percaya kalau orang Lombok bisa buat keris. Padahal kalau mereka nggak percaya, silahkan ke sini, kami siap buatkan keris sesuai permintaannya,” pungkas Amaq Gandi bersama putranya Nurpawandi.
Kisah Empu Gandi, Pembuat Keris Asal Apit Aik, Lombok Timur. Di Lombok tak Dianggap, Diminta Jadi Pembuat Keris Kerajaan Brunei Darussalam
Ilustrasi Pembuat Keris (Indra Prasetia/Radar Bali/JPG) |
“Kalau ayah saya memang sudah sejak kecil jadi pandai besi. Tapi dia mulai membuat kerisnya sejak kakek saya meninggal,” tutur Nurpawandi.
Nurpawandi sendiri mulai tertarik untuk membuat keris mengikuti jejak ayahnya ketika di awal tahun 2000-an ia melihat prospek pembuatan keris cukup menjanjikan. Dimana, saat itu sejumlah keris yang dibuat ayahnya, ia sendiri yang membantu memasarkan.
Kebanyakan keris buatan Empu Gandi di kirimi ke Bali. Setiap bulan, puluhan keris dikirim Nurpawandi ke Bali dengan omset puluhan juta rupiah. Mengingat, saat itu sebelum aksi Bom Bali permintaan keris asli Lombok buatan Amaq gandi ini cukup tinggi.
Sehingga, saat itulah Nurpawandi mengaku mulai tertarik untuk membuat keris mengikuti jejak sang ayah. Ia belajar membuat keris tak hanya teknik namun lengkap dengan ritualnya juga. Ia diajak oleh ayahnya mencari bijih besi di berbagai tempat gunung yang ada di wilayah Lombok.
Ia juga diajarkan bagaimana harus melaksanakan puasa putih hingga teknik membuat berbagai motif keris. “Semakin banyak lipatan biji (besi) keris semakin bagus. Ada beberapa jenis keris yang saya pelajari buat seperti keris Cerita Sempana, kalau orang Bali bilang Sinong Robiong,” bebernya.
Keris jenis ini diyakini oleh para pembelinya mampu menolak bala dan segala ilmu hitam. Motifnya dibuat sedemikian rupa dengan corak tertentu. Sehingga, jangan heran kala pembuatannya bisa memakan waktu berbulan-bulan. “Ini dibuat tiga bulan lebih,” cetus Nurpawandi.
Tak hanya itu, keris-keris ini juga ternyata diminati berbagai orang dari luar negeri. Mulai dari Malaysia hingga Singapura. Beberapa bulan lalu, Nurpawandi mengaku mengirim keris buatan ayahnya sebanyak empat buah ke Australia dengan harga Rp 1,2 juta. Para pembeli mengaku tertarik membeli keris ini karena melihat motif dan corak yang dibilang Amaq Gandi sebagai keris Lombok Cerita Sempana.
Tak hanya itu, pihak kerajaan Brunei Darussalam adalah orang yang dikatakan Nurpawandi dan Amaq Gandi yang paling tertarik dengan keris buatan mereka. “Kebetulan saya dulu pernah menjadi TKI di Brunei. Saya pernah kasih mereka melihat keris yang saya buat, ternyata mereka tertarik,” tuturnya.
Tak tanggung-tanggung, Nurpoawandi pun langsung dihubungi oleh pihak kerajaan dan ditawarkan untuk menjadi pandai besi pembuat keris kerajaan. Sayang, ketika meminta izin orang tuanya, ia tidak diperbolehkan. “Saya tidak kasih karena saya tidak ingin warisan turun temurun pusaka Lombok diambil orang Brunei,” jelas Amaq Gandi.
Sehingga, niat Nurpawandi menjadi empu keris Kerajaan pun gagal terwujud. Seiring ia pulang dari negeri rantauan. Saat ini, permintaan keris buatan Amaq gandi memang sepi. Salah satu penyebabnya karena tersiar isu bahwa keris yang ia jual adalah buatan orang dari Pulau Jawa. “Mereka tidak pernah percaya kalau orang Lombok bisa buat keris. Padahal kalau mereka nggak percaya, silahkan ke sini, kami siap buatkan keris sesuai permintaannya,” pungkas Amaq Gandi bersama putranya Nurpawandi.
BACA JUGA:
- 2 Warga Amerika Kagumi Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram
- Lesehan Varokah jalan Lingkar Selatan, Sekarbela, Mataram Memberikan Paket Buka Puasa Gratis
- Kronologi Detik-detik Perampokan Sadis di Jerowaru Lombok Timur
- Ustad H Basirun, Mampu Mendidik Murid Hafal 30 Juz dalam Setahun
- Sejarah Masjid Kuno Bayan, Petunjuk Masuknya Islam di Lombok
0 Response to "Kisah Empu Gandi, Pembuat Keris Asal Apit Aik, Lombok Timur"
Posting Komentar