Selamat pagi warga Lombok dan sekitarnya Info Berita Lombok mengabarkan tentang Kasus Diabetes Terus Meningkat di NTB dan Bisa membuat Buta Permanen. Simak berita selengkapnya berikut ini.
Kasus Diabetes Terus Meningkat di NTB dan Bisa membuat Buta Permanen |
Selama ini, katarak lebih banyak dikenal sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kebutaan dan gangguan penglihatan masyarakat NTB. Namun, ada salah satu penyebab lain yang perlu diantisipasi yakni, diabetes. “Diabetes telah menjadi penyebab utama kebutaan di Amerika Serikat. Kedepannya, ini akan menjadi ancaman serius juga di negara-negara berkembang,” kata Kepala Bagian Mata RSUP NTB Dr I Gede Suparta SpM kepada Lombok Post di ruang kerjanya, kemarin (17/5).
Diabetes merupakan penyakit sangat membahayakan. Disamping dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit lain atau komplikasi, diabetes ‘akut’ juga bisa memicu kebutaan permanen. Suparta menjelaskan, orang dengan diabetes harus mewaspadai komplikasi terjadinya retinopati diabetik (RD). RD adalah penyebab utama kebutaan pada penderita diabetes.
Dijelaskan, proyeksi WHO tahun 2030, penderita diabetes di negara berkembang meningkat hampir lima kali di banding tahun 2000. Proyeksi itu tampaknya akan terbukti melihat semakin tingginya jumlah penderita diabetes akhir-akhir ini, termasuk di NTB. Ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah kasus retinopati diabetik. “Kasusnya di NTB terus meningkat. Dalam sehari, kita biasa menerima lima sampai sepuluh pasien yang mengalami gangguan penglihatan akibat retinopati diabetik,” beber Suparta.
Sebenarnya, jelas Suparta, gangguan penglihatan itu bisa dicegah melalui antisipasi dini. Salah satunya dengan mengontrol kadar gula darah yang baik. Masalahnya, banyak orang dengan diabetes belum mengetahui komplikasi penyakit ini yang ternyata bisa juga bisa merusak retina mata. Apalagi, gangguan pada mata itu biasanya baru akan terjadi 10 tahun setelah menderita diabetes.
Untuk mengurangi risiko kebutaan akibat RD, Suparta menyarankan, masyarakat harus fokus dan peduli untuk melakukan upaya deteksi dini. Misalnya, mengendalikan kadar gula darah, kendalikan tekanan darah, periksa mata dan diabetes secara berkala. Jika seseorang sudah mengalami kerusakan pada pembuluh darah di retina, maka tidak ada harapan untuk dapat melihat normal seperti sedia kala. “Disarankan, jangan hanya mengontrol gula saja, tapi organ-organ yang umumnya terlibat harus di cek, salah satunya mata,” ungkapnya.
- BACA JUGA : Rinjani Bakalan Jadi Geopark Dunia UNESCO
Sementara, pengobatan untuk renopati diabetik ini juga bisa dilakukan melalui terapi laser fotokoagulasi. Sekalipun, pada fase tertentu, terapi ini tidak bisa mengobati hingga normal kembali tetapi bisa untuk mengurangi dan membatasi gangguan penglihatan yang disebabkan RD. Kabar baiknya, alat terapi laser ini pun kini sudah tersedia di RSUP NTB.
Dijelaskan, terapi laser fotokoagulasi itu dilakukan pada titik-titik kebocoran retina pada pasien yang secara klinis menunjukkan edema bermakna dapat memperkecil resiko penurunan penglihatan dan meningkatkan fungsi penglihatan. Terapi dengan laser ini termasuk perangkat canggih yang sudah tersedia di RSUP NTB sejak tahun 2014 lalu. “Terapi laser ini salah satu perangkat canggih yang dimiliki RSUP NTB dan satu-satunya di NTB,” pungkasnya. (uki/r9)
Sumber : lombokpost.
Sekian Info Berita Lombok yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat dan selamat beraktivitas.
0 Response to "Kasus Diabetes Terus Meningkat di NTB dan Bisa membuat Buta Permanen"
Posting Komentar